Berita Viral

Kejamnya Tante Jual Ponakan Pada Pria Hidung Belang

Kejamnya tante jual ponakan jadi korban perdagangan orang. Simak kronologi lengkap kasus Jambi dan klik untuk memahami modus serta pencegahannya.

YouTube Tribunnews Bogor
TANTE JUAL PONAKAN - Foto ilustrasi hasil olah YouTube Tribunnews Bogor, Rabu 19 November 2025, memperlihatkan kasus kejamnya tante jual ponakan jadi korban perdagangan orang. Korban yang masih berusia remaja mengalami tekanan psikologis berat. 

Ringkasan Berita:
  1. Menurut keterangan keluarga, pelaku menjemput korban dengan alasan mengajak nongkrong ke sebuah kafe. 
  2. Namun, perjalanan justru berakhir ke sebuah kawasan perumahan terpencil di daerah Mendalo, Muaro Jambi.
  3. Korban diduga diperkenalkan kepada seorang pria yang menjadi bagian dari rantai eksploitasi.

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Kejamnya tante jual ponakan kembali menjadi sorotan setelah sebuah kasus perdagangan orang di Jambi mencuat ke publik pada 2025. 

Dalam kasus memilukan ini, kejamnya tante jual ponakan terlihat dari cara pelaku yang memanfaatkan kedekatan keluarga untuk menjerat korban. 

Aparat menilai modus kejamnya tante jual ponakan patut menjadi peringatan bagi masyarakat. 

Korban yang masih berusia remaja mengalami tekanan psikologis berat. 

Pihak keluarga akhirnya melaporkan peristiwa ini setelah melihat perubahan mencolok pada kondisi mental korban. 

Polisi kini telah menerima laporan dan melakukan penyelidikan. 

Kasus ini juga memicu pembahasan mengenai meningkatnya Risiko TPPO di lingkungan keluarga.

Bayi 5 Bulan Tewas Dibunuh Ayah, Tubuh Lebam dan Tangan Remuk

[Cek Berita dan informasi berita viral KLIK DISINI]

Kronologi Lengkap Kasus Perdagangan Orang yang Melibatkan Anggota Keluarga

Kasus perdagangan orang kembali terjadi dan mengguncang warga Jambi, setelah seorang remaja perempuan berusia 17 tahun mengaku menjadi korban eksploitasi oleh tantenya sendiri berinisial WD. 

Peristiwa tersebut berlangsung pada akhir 2024, namun baru terkuak setelah keluarga melihat perubahan drastis pada kondisi psikologis korban.

Ibu kandung korban, TW, mengungkapkan bahwa putrinya mengalami trauma mendalam sejak kejadian tersebut. 

M, sang korban, menunjukkan gejala menarik diri dari lingkungan, mengalami ketakutan berlebihan, hingga gangguan kecemasan yang memengaruhi kesehatan fisiknya.

TW menuturkan bahwa selama berbulan-bulan ia tidak mengetahui apa yang sebenarnya menimpa anaknya. 

Ia hanya menyadari perubahan emosional yang semakin memburuk meski sudah melakukan konsultasi ke ahli kesehatan jiwa.

Pada akhirnya, dengan pendekatan intens dan percakapan terbuka, korban mengaku bahwa ia telah mengalami tindak eksploitasi yang dilakukan oleh tantenya sendiri. 

Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved