FORUM Internasional ke 3 IPOWU di Pontianak, Upah Layak Buruh Sawit Butuh Tindakan Nyata

Indonesia menghadapi keterbatasan serius dalam upaya perlindungan pekerja sawit di tengah meningkatnya permintaan pasar dunia. 

Editor: Hamdan Darsani
TRIBUNPONTIANAK
DIALOG MULTIPIHAK - Suasana kegiatan dialog Mulitpihak pada rangkaian kegiatan Pertemuan Internasional Ke-3 IPOWU atau International Palm Oil Workers United yang digelar di Hotel Golden Tulip Pontianak pada Jumat 12 September 2025. 

Pernyataan ini mempertegas bahwa ancaman kesehatan buruh perempuan tidak bisa lagi dipandang sebelah mata. Minimnya pelayanan medis di lokasi perkebunan semakin memperbesar risiko yang dihadapi pekerja setiap hari. 

Meski ada upaya pemerintah untuk meningkatkan perlindungan dan kesejahteraan, kenyataan di lapangan masih menunjukkan banyaknya celah. 

Hal ini menegaskan perlunya kebijakan lebih kuat, mulai dari peraturan daerah (Perda), standar operasional prosedur (SOP), hingga perjanjian bersama yang secara komprehensif mengatur tata kelola kerja layak di sektor sawit.

Salah satu langkah paling memungkinkan adalah mendorong pemerintah daerah dan DPRD melahirkan Perda spesifik mengatur perlindungan buruh sawit. 

Peraturan ini harus dibarengi dengan SOP yang jelas, serta perjanjian bersama yang rigid dalam menghindari ancaman agrokimia terhadap pekerja. Namun, ada hal yang sering luput dari perhatian dalam industri sawit: para pekerja perempuan. 
Mereka bukan hanya mayoritas di perkebunan, tetapi juga memikul tanggung jawab melanjutkan kehidupan keluarga. 

Karena itu, setiap pembahasan regulasi, baik Perda, Perjanjian Bersama (PB), maupun Perjanjian Kerja Bersama (PKB), harus menghadirkan partisipasi bermakna dari buruh perempuan yang setiap hari berhadapan langsung dengan ancaman agrokimia. (*/Rilis)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved