Fenomena Depresi Remaja, Psikolog Beberkan Faktor Penyebabnya
“Bullying di sekolah atau media sosial, kesulitan menjalin pertemanan, dan perasaan tidak diterima di lingkungan sekitar,” ujarnya.
Penulis: Peggy Dania | Editor: Rivaldi Ade Musliadi
Ringkasan Berita:
- Bullying di sekolah atau media sosial, kesulitan menjalin pertemanan, dan perasaan tidak diterima di lingkungan sekitar.
- Lingkungan yang menuntut tinggi serta ekspektasi sosial yang berlebihan juga menambah beban psikologis bagi mereka.
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Istiqomah, Psikolog Klinis, mengungkapkan bahwa maraknya kasus depresi pada remaja termasuk yang terjadi di Pontianak dipicu oleh kombinasi beberapa faktor yang saling berkaitan.
“Tekanan psikologis atau depresi pada remaja biasanya dipicu oleh kombinasi beberapa faktor. Faktor keluarga seperti konflik dengan orang tua, kurangnya perhatian, atau tekanan akademik yang berlebihan bisa menjadi pemicu,” jelasnya, Rabu 19 November 2025.
Ia menambahkan, faktor sosial juga memberikan peran besar.
“Bullying di sekolah atau media sosial, kesulitan menjalin pertemanan, dan perasaan tidak diterima di lingkungan sekitar,” ujarnya.
Selain itu, faktor individu seperti remaja dengan sifat perfeksionis, rasa rendah diri, kesulitan mengatur emosi, atau memiliki pengalaman trauma masa lalu lebih rentan mengalami tekanan.
• Lonjakan Depresi Ringan, Bahasan Soroti Kebiasaan Anak Berjam-jam di Depan Gadget
Lingkungan yang menuntut tinggi serta ekspektasi sosial yang berlebihan juga menambah beban psikologis bagi mereka.
“Ini biasanya nggak muncul cuma dari satu faktor, tapi kombinasi tekanan dari keluarga, sekolah, teman, dan media sosial yang bikin mereka merasa terbebani atau nggak cukup diterima. Jadi, bukan soal ‘anaknya lemah’, tapi lebih ke lingkungan dan pola dukungan yang kurang memadai,” katanya.
Terkait upaya pencegahan, Isti menekankan pentingnya peran orang tua dan sekolah.
“Orang tua lebih peka dan responsif sama perubahan perilaku remaja. Misalnya ngobrol santai, dengerin keluhan tanpa menghakimi, dan kasih dukungan emosional itu penting,” tuturnya.
Sementara di lingkungan sekolah, guru diminta menciptakan suasana yang aman dan ramah bagi pelajar.
“Perhatikan kalau ada siswa yang mulai menarik diri atau mood-nya berubah drastis, dan sediakan akses ke konselor atau psikolog sekolah kalau perlu. Intinya, jangan tunggu sampai masalahnya besar, deteksi dini bisa mencegah stres atau depresi makin parah,” tambahnya. (*)
- Baca Berita Terbaru Lainnya di GOOGLE NEWS
- Dapatkan Berita Viral Via Saluran WhatsApp
!!!Membaca Bagi Pikiran Seperti Olahraga Bagi Tubuh!!!
depresi
Istiqomah
psikolog
Pontianak
Berita Terbaru Tribun Pontianak
Kalbar
Kalimantan Barat
Rabu 19 November 2025
| Puluhan Pelanggar Terjaring dalam Penertiban Operasi Zebra Kapuas 2025 di PCC Pontianak |
|
|---|
| Pokdarkamtibmas Kubu Raya Resmi Dikukuhkan, Kolaborasi Keamanan Masyarakat Diperkuat |
|
|---|
| Polresta Pontianak Gelar Sosialisasi Asabri dan Taspen untuk Personel Jelang Pensiun |
|
|---|
| Ops Zebra Kapuas 2025, 33 Pengendara Terjaring Tilang saat Penertiban Kendaraan di Jalan Ahmad Yani |
|
|---|
| Polres Ketapang Ungkap Tindak Pidana Narkoba di Dua Lokasi Berbeda dalam Sehari, Amankan 3 Tersangka |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/pontianak/foto/bank/originals/KASUS-BUNUH-DIRI-170925.jpg)