Lonjakan Depresi Ringan, Bahasan Soroti Kebiasaan Anak Berjam-jam di Depan Gadget

Bahasan juga menyinggung fenomena maraknya konten yang diciptakan demi viral dan popularitas di media sosial.

Penulis: Ayu Nadila | Editor: Rivaldi Ade Musliadi
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/ISTIMEWA
WAWANCARA - Wakil Wali Kota Pontianak, Bahasan, menyoroti peningkatan angka depresi ringan di kalangan masyarakat, terutama anak-anak dan remaja, yang diduga salah satunya dipicu oleh penggunaan gawai secara berlebihan, Selasa November 2025. 

Ringkasan Berita:
  • Ia menilai bahwa penyebabnya perlu ditelusuri lebih jauh, dan salah satu faktor yang mungkin berkontribusi adalah paparan konten di media sosial. 
  • Bahasan juga menyinggung fenomena maraknya konten yang diciptakan demi viral dan popularitas di media sosial. Menurutnya, kondisi ini berdampak pada anak-anak sebagai konsumen utama. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID,PONTIANAK - Wakil Wali Kota Pontianak, Bahasan, menyoroti peningkatan angka depresi ringan di kalangan masyarakat, terutama anak-anak dan remaja, yang diduga salah satunya dipicu oleh penggunaan gawai secara berlebihan, Selasa 18 November 2025.

Bahasan mengatakan bahwa meski angka depresi terbilang tinggi, sebagian besar masih berada pada kategori ringan. 

"Persoalan depresi ini kan kalau saya lihat itu yang ada sampai angka yang dianggap besar, tapi depresinya kan tingkatannya masih ringan," ujarnya kepada tribunpontianak.co.id.

Ia menilai bahwa penyebabnya perlu ditelusuri lebih jauh, dan salah satu faktor yang mungkin berkontribusi adalah paparan konten di media sosial. 

"Mudah-mudahan ini bisa didekorasi dan bisa ditelusuri apa penyebabnya, bisa saja karena terlalu banyak melihat HP, sehingga terkontaminasi terhadap pemikiran, daya pikirnya, sehingga mengalami stres dan lain sebagainya," jelasnya.

Wujud Kepedulian, Personel Polsek Pontianak Selatan Tolong Warga Saat Mobil Mogok

Bahasan juga menyinggung fenomena maraknya konten yang diciptakan demi viral dan popularitas di media sosial.

Menurutnya, kondisi ini berdampak pada anak-anak sebagai konsumen utama. 

"Kalau lihat yang penasaran-penasaran atau berita-berita yang kuat karena sekarang ini kan semuanya punya akun dan semuanya posting untuk mendapatkan legitimasi agar mereka viral atau populer,Kalau sudah populer, viral, sehingga mereka maintain akunnya untuk mencari cuan kira-kira. Korbannya justru para anak-anak yang sering melihat yang jorok, yang porno, yang lain sebagainya, atau yang seram-seram, atau yang nyeleneh-nyeleneh misalnya." katanya. 

Karena itu, ia menegaskan pentingnya edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat untuk membatasi paparan gawai. 

"Ini mudah-mudahan kita bisa edukasi dengan sosialisasi ke semua pihak agar tidak mudah atau tidak terfokus satu harian itu melihat HP," tegasnya.

Bahasan mengingatkan bahwa berbagai media telah banyak menayangkan kasus anak yang mengalami stres akibat penggunaan gadget berlebihan. 

"Banyak itu di media sosial atau di media, televisi sudah disampaikan bahwa anak stres karena setiap hari memegang gadget, menonton gadget, dan lain sebagainya," ungkapnya. 

Ia berharap upaya pencegahan dapat menekan angka depresi di masa mendatang. 

"Mudah-mudahan ke depan tingkat kesetresan atau selain stres, depresi, depresi ini bisa kita TL untuk tidak bertambah, yang ada harus berkurang, tidak ada tambahan depresi lagi," tutupnya. (*)

- Baca Berita Terbaru Lainnya di GOOGLE NEWS
- Dapatkan Berita Viral Via Saluran WhatsApp

!!!Membaca Bagi Pikiran Seperti Olahraga Bagi Tubuh!!!

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved