Dari Jualan Jelly Keliling Hingga Sukses Berangkatkan Jemaah ke Tanah Suci

Namun, sejak kecil Mimin ingin menjadi polisi tapi terhalang faktor kesehatan, seiring berjalannya waktu cita-citanya pun berubah menjadi guru.

Penulis: Peggy Dania | Editor: Rivaldi Ade Musliadi
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/ISTIMEWA
DI TANAH SUCI - Momen saat mimin pergi ke Tanah Suci sekaligus memberangkatkan para jemaah umrah, Rabu 5 November 2025. 
Ringkasan Berita:
  • Namun saran dari sang paman membuatnya kembali ke Pontianak untuk melanjutkan kuliah. 
  • Di 2012, ia diterima bekerja di salah satu bank di Pontianak dan benih usaha mulai tumbuh lagi dalam dirinya.

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Perjalan hidup Yoppy Anggriawan, atau biasa disapa Mimin menjadi bukti bahwa kesuksesan bisa diraih siapapun yang mau berjuang dari nol, Rabu 5 November 2025

Sosok yang kini dikenal sebagai pengusaha travel umrah dan wisata melalui Alhijrah Group Pontianak ini dulunya hanyalah remaja yang terbiasa berjualan kecil-kecilan di kampungnya. 

Semuanya dimulai ketika membantu sang ayah membeli tiket perjalanan dinas, yang akhirnya menumbuhkan minat di dunia perjalanan. 

“Saya masih SMA waktu itu, sekitar tahun 2005-an. Ayah sering dinas, jadi saya yang disuruh belikan tiket ke loket di depan pelabuhan,” kenangnya, Rabu 5 November 2025

Kebiasaan kecil itulah yang tanpa disadari menanamkan minat di dunia perjalanan.

Namun, sejak kecil Mimin ingin menjadi polisi tapi terhalang faktor kesehatan, seiring berjalannya waktu cita-citanya pun berubah menjadi guru. 

Disperindagnaker Pastikan 207 TKA di Mempawah Bekerja Secara Resmi dan Legal

“Waktu itu saya pikir, ya sudah, mungkin jalan saya bukan di kepolisian,” katanya sambil tersenyum.

Jauh sebelum menjadi pengusaha, jiwa dagang sudah tumbuh dalam dirinya sejak duduk di kelas tiga SMP.  

“Dan saya pun dulu memang berjualan dari SMP kelas tiga, saya udah dagang, jual amplang di kafe-kafe, ke warung-warung, kemudian jual nutrijell. Jelly itu yang bulat-bulat sekarang pake lidi itu kerjaan saya dulu,” ungkapnya. 

Setelah lulus SMA, ia sempat merantau ke Jakarta dan bekerja di salah satu perusahaan.

Namun saran dari sang paman membuatnya kembali ke Pontianak untuk melanjutkan kuliah. 

Di 2012, ia diterima bekerja di salah satu bank di Pontianak dan benih usaha mulai tumbuh lagi dalam dirinya.

“Tiga bulan pertama kerja, gaji saya tabung. Saya pakai untuk beli sistem travel,” ujarnya.

Sempat Putus Asa

Saat itu, bisnis tiket masih menjanjikan namun tak lama berselang muncul tren pembelian tiket secara online yang perlahan membuat usahanya terpuruk.

“Saya sempat putus asa. Modal habis, sistem sudah beli, tapi orang tak lagi beli tiket lewat saya,” katanya.

Meski sempat jatuh, ia mulai belajar dari nol lagi dan sempat bertemu seorang ustad yang mendorongnya untuk fokus ke perjalanan wisata yang sudah termasuk makan, tiket pesawat, hotel, dan perjalan ke berbagai destinasi seperti Bali, Lombok, Singapura, Jogja, Bandung, dan Kuala Lumpur.

Namun, titik balik sebenarnya datang pada tahun 2018 ketika ia bertemu calon istrinya yang saat itu menjadi korban penipuan umrah dari salah satu agen travel di Indonesia.

“Akhirnya maret saya berangkat umrah sendiri, begitu sampai disana saya pelajari semua tentang metode perjalanan umrah, seperti di Madinah, di Makkah,” ceritanya, 

Tahun 2019, Mimin memberanikan diri membuka perjalanan umrah pertama 
dengan harga yang lebih terjangkau, ia ingin membantu masyarakat bisa menunaikan ibadah ke Tanah Suci tanpa rasa khawatir.

“Otak saya bukan bisnis, tapi bagaimana saya bisa memberangkatkan orang yang punya cita-cita dan niat. Saya hanya ingin memudahkan orang untuk berangkat ke Baitullah,” ucapnya penuh haru.

Dalam perjalananya, mimin mengaku tantangan utamanya dalam mengelola bisnis ini ialah menghadapi jemaah dengan beragam karakter. 

Ada yang sabar, kooperatif dan ada pula yang kurang telilit dalam membaca informasi atau membawa barang melebihi ketentuan. 

Kini, usaha yang ia rintis terus berkembang pesat dan dikenal dengan sistem yang transparan serta amanah.

Mimin menegaskan, tidak pernah menahan dana jemaah yang mana setiap setoran langsung digunakan untuk pembelian tiket dan keperluan perjalanan.

“Kita tidak pernah kumpulkan uang jemaah. Begitu setor, langsung kita belikan tiket. Itu prinsip kami,” tegasnya.

Bagi Mimin, kunci keberhasilan bukan hanya kerja keras tapi juga kejujuran dan amanah. Dua nilai itu selalu ia pegang dalam menjalankan usaha.

“Jujur sama amanah, kalau dua ini kita pegang, kita sampai mati pun tetap dikenang sama orang. Contohnya Rasulullah, jujur sama amanah, ketika kita membawa islam, sampai sekarang. Rasulullah sudah tidak ada, tapi islam masih berjaya sampai hari ini,” ucapnya. 

Saat ini, Mimin telah mempunyai sembilan karyawan yang mengelola kantor untuk terus tumbuh dan menjadi inspirasi bagi banyak anak muda Kalbar yang ingin memulai usaha dari nol.

“Mulailah sesuatu itu dengan kerja keras. Jadi apa yang kita tekunkan, apa yang kita kerja keraskan, apa yang kita buat dengan serius. Maka hasilnya juga kita dapatkan sesuai apa dengan yang kita kerjakan,” pungkasnya. (*)

- Baca Berita Terbaru Lainnya di GOOGLE NEWS
- Dapatkan Berita Viral Via Saluran WhatsApp

!!!Membaca Bagi Pikiran Seperti Olahraga Bagi Tubuh!!!

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved