Isu Kelangkaan LPG 3 Kg di Pontianak, Pertamina Pastikan Stok Aman dan Sudah Extra Droping

Fenomena antrean yang ramai di media sosial, lanjutnya, hanya terjadi di titik tertentu di Kota Pontianak. Namun sudah ditindaklanjuti.

Penulis: Anggita Putri | Editor: Try Juliansyah
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/Anggita Putri
LPG 3 KG - SBM Kalbar V Gas, Muhammad Fadlan Ariska. Ia mengatakan Penyaluran LPG 3 Kg dipastikan hanya untuk rumah tangga, UMKM, petani sasaran, dan nelayan sasaran.  

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK – SBM Kalbar V Gas, Muhammad Fadlan Ariska meluruskan terkait antrean mengular akibat kelangkaan Gas LPG 3 Kg yang terjadi dibeberapa titik di Kota Pontianak, seperti di Siantan maupun daerah Jeruju, bukan karena kekurangan stok.

Menurutnya, kondisi ini dipicu libur penyaluran pada Minggu serta meningkatnya konsumsi masyarakat saat peringatan Hari Besar Keagamaan Maulid Nabi.

“Hari Jumat yang lalu, meski tanggal merah, kami tetap lakukan extra dropping sebesar 50 persen dari alokasi harian sebagai antisipasi,” ujarnya kepada awak media, Selasa 9 September 2025

Fadlan menambahkan, pihaknya telah berkoordinasi dengan Disperindag Kota Pontianak untuk melakukan pemantauan bersama kelapangan.

Penyaluran LPG 3 Kg dipastikan hanya untuk rumah tangga, UMKM, petani sasaran, dan nelayan sasaran. 

Namun, ia mengingatkan adanya potensi penyalahgunaan oleh oknum pengecer.

“Ada indikasi panic buying, baik dari konsumen maupun pengecer. Biasanya beli sedikit, tapi kali ini lebih banyak,” ujarnya.

Baca juga: Imigrasi Pontianak Siap Layani Penerbangan Internasional Perdana Pada 12 September

Ia memastikan stok di Pontianak dalam kondisi aman. Setiap laporan yang masuk langsung ditindaklanjuti dengan pengisian stok melalui agen LPG.

“Biasanya untuk alur Penyaluran itu dari SPBE ke agen dan pangkalan berjalan bertahap. Untuk laporan seperti  di Siantan dan Jeruju sudah kami penuhi hari ini,” tegasnya.

Fenomena antrean yang ramai di media sosial, lanjutnya, hanya terjadi di titik tertentu di Kota Pontianak. Namun sudah ditindaklanjuti.

“Biasanya warga sudah tahu jadwal kiriman dari SPBE. Bahkan 20 menit sebelum barang datang sudah antre. Setelah stok sampai, langsung habis,” terang Fadlan.

Lebih lanjut, ia menyebut pengawasan Pertamina hanya sampai ditingkat pangkalan. Terkait ditingkat pengecer berada di ranah aparat penegak hukum (APH). Maka untuk meminimalisasi penyimpangan, Pertamina menerapkan sistem digitalisasi melalui aplikasi MyPertamina.

“Setiap penerima wajib membawa KTP dan tercatat secara digital. Jika ada warga membeli berulang di pangkalan berbeda, datanya akan terdeteksi,” katanya.

Fadlan menegaskan pihaknya siap melakukan extra dropping tambahan bila diperlukan, dengan berkoordinasi bersama pemerintah daerah.

“Kami juga memantau wilayah lain, termasuk Sintang, agar setiap laporan segera ditindaklanjuti di lapangan,” pungkasnya. (*)

- Baca Berita Terbaru Lainnya di GOOGLE NEWS
- Dapatkan Berita Viral Via Saluran WhatsApp

!!!Membaca Bagi Pikiran Seperti Olahraga Bagi Tubuh!!!

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved