Gagal Ginjal

Apa Itu Terapi Pengganti Ginjal yang Dimiliki RSUD dr Soedarso Pontianak?

Terapi ini sebagai salah satu pilihan pengobatan ketika fungsi ginjal pasien sudah tidak dapat bekerja secara optimal.

Penulis: Anggita Putri | Editor: Faiz Iqbal Maulid
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/YouTube TribunPontianak
TERAPI PENGGANTI GINJAL - Dokter Spesialis Penyakit Dalam dan Sub Spesialis Ginjal dan Hipertensi RSUD dr Soedarso, Danar Anggrahini, KD, Sp, PD, K-GH sebagai Narsumber pada Bincang Informasi Pelayanan Kesehatan (Bingke Soedarso) yang disiarkan langsung di kanal YouTube Tribun Pontianak pada Kamis, 9 Oktober 2025. Danar Anggrahini mengungkap soal terapi pengganti ginjal yang dimiliki RSUD dr Soedarso saat ini. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - RSUD dr Soedarso Pontianak kini melayani terapi pengganti ginjal.

Terapi ini sebagai salah satu pilihan pengobatan ketika fungsi ginjal pasien sudah tidak dapat bekerja secara optimal.

Hal itu diungkap Dokter Spesialis Penyakit Dalam dan Sub Spesialis Ginjal dan Hipertensi RSUD dr Soedarso, Danar Anggrahini, KD, Sp, PD, K-GH dalam sesi Bincang Informasi Pelayanan Kesehatan (Bingke Soedarso) yang disiarkan langsung di kanal YouTube Tribun Pontianak pada Kamis, 9 Oktober 2025.

dr Danar memaparkan bahwa angka penderita gagal ginjal kronik di Indonesia terus meningkat setiap tahun, bahkan kini banyak menyerang usia muda.

“Kalau dulu kebanyakan pada usia tua, sekarang usia muda pun sudah mulai terkena gagal ginjal,” jelasnya.

Menurutnya, gagal ginjal kronik merupakan kelainan atau abnormalitas fungsi ginjal yang berlangsung minimal tiga bulan.

Kondisi ini dapat diketahui melalui pemeriksaan laboratorium, seperti pemeriksaan ureum, kreatinin, urinalisis, atau USG ginjal.

RSUD dr Soedarso Bakal Jadi Hospital Based Program Pendidikan Dokter Spesialis

Pada tahap awal, penyakit ini sering tidak menunjukkan gejala klinis karena tubuh masih mampu beradaptasi.

Gejala baru muncul saat memasuki stadium lanjut, seperti mudah lelah, sesak napas, kaki bengkak, dan perubahan pada urin yang tampak berbusa.

“Sering kali pasien baru tahu saat sudah stadium 4 atau 5. Karena di awal tubuh masih beradaptasi, jadi gejalanya tidak terasa,” ungkap dr Danar.

dr Danar menambahkan, terdapat beberapa faktor risiko yang dapat memicu gagal ginjal kronik, antara lain hipertensi, diabetes, kista ginjal, serta gaya hidup tidak sehat seperti sering mengonsumsi makanan tinggi garam, fast food, kurang tidur, dan jarang berolahraga.

“Kalau ada riwayat keluarga dengan penyakit ginjal, hipertensi, atau diabetes, maka risikonya meningkat. Tapi dengan gaya hidup sehat dan pengawasan rutin, penyakit bisa dicegah,” katanya.

Ketika fungsi ginjal sudah tidak lagi bekerja, terdapat pilihan terapi pengganti ginjal yang disampaikannya.

Pertama, yakni Hemodialisis (Cuci Darah) Terapi ini menggunakan mesin untuk menyaring darah di luar tubuh pasien.

“RSUD dr Soedarso memiliki 36 mesin cuci darah yang beroperasi dua shift setiap hari. Proses hemodialisis berlangsung selama 3–5 jam, di mana darah pasien disaring dan dibersihkan sebelum dikembalikan ke tubuh,” jelasnya.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved