Kadiskes Sambas Ungkap Gejala Demam Berdarah, Demam Tinggi Capai 40 Derajat

Faktor-faktor yang mempengaruhi penyebaran virus DBD meliputi faktor lingkungan hingga prilaku.

Penulis: Imam Maksum | Editor: Rivaldi Ade Musliadi
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/Istimewa
KASUS DBD - Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sambas dr Ganjar Eko Prabowo. Ia mengungkapkan, penyakit menular demam berdarah dengue (DBD) ditandai gejala demam tinggi mencapai 30-40 derajat Celcius, Senin 24 November 2025. 

Ringkasan Berita:
  • Gejala juga berupa ruam kulit atau bintik-bintik merah. Mual dan muntah. Pendarahan misalnya mimisan atau gusi berdarah.
  • Lebih lanjut, Ganjar Eko Prabowo mengungkapkan, penularan melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti yang telah terinfeksi virus dengue. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SAMBAS - Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sambas dr Ganjar Eko Prabowo mengungkapkan, penyakit menular demam berdarah dengue (DBD) ditandai gejala demam tinggi mencapai 30-40 derajat Celcius, Senin 24 November 2025.

Ganjar Eko Prabowo mengatakan, gejala demam tinggi mendadak bisa mencapai 39−40 C. Selain itu gejala lain muncul nyeri hebat pada kepala, otot, dan sendi hingga nyeri di belakang mata.

"Gejala juga berupa ruam kulit atau bintik-bintik merah. Mual dan muntah. Pendarahan misalnya mimisan atau gusi berdarah," kata Kadiskes Sambas Ganjar Eko Prabowo.

Lebih lanjut, Ganjar Eko Prabowo mengungkapkan, penularan melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti yang telah terinfeksi virus dengue. 

Nyamuk betina merupakan vektor utama yang aktif menggigit pada siang hari.

Faktor-faktor yang mempengaruhi penyebaran virus DBD meliputi faktor lingkungan hingga prilaku.

Dinkes Sambas Ungkap 62 Kasus DBD Sepanjang Januari-November 2025

Kata dia, nyamuk berkembang biak dengan baik di tempat-tempat yang tergenang air, seperti wadah bekas, ban, atau tempat penampungan air lainnya.

"Kondisi iklim seperti suhu hangat dan kelembapan tinggi juga mendukung perkembangbiakan nyamuk," katanya.

Sementara imbuh dia, faktor perilaku karena kebiasaan masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan, terutama dalam melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN), sangat memengaruhi risiko penularan.

"Faktor lain mobilitas penduduk, kepadatan penduduk, serta status kekebalan dan gizi seseorang juga dapat berperan dalam penyebaran dan tingkat keparahan penyakit," tuturnya.

Lebih jauh, pencegahan dan pengendalian DBD melakukan pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan menerapkan konsep 3 M Plus, menguras tempat penampungan air, mengubur barang-barang bekas, menutup tempat penampungan air.

"Plus menggunakan kelambu saat tidur, menggunakan lotion anti nyamuk dan memasang racun nyamuk," tambahnya.

Dia menerangkan, Abatesasi yaitu pemberian bubuk abate pada tempat penampungan air bersih untuk membunuh larva/jentik nyamuk. 

Fooging atau pengasapan dilakukan pada sekitaran rumah yang terdapat kasus positif DBD dengan radius berjarak 100 meter untuk membunuh nyamuk dewasa.

"Mekanisme tata laksana suspek DBD. Jika ada masyarakat/pasien yang menunjukkan tanda dan gejala DBD, maka segera untuk membawa ke fasilitas kesehatan Puskesmas dan Rumah sakit untuk dilakukan pemeriksaan yang lebih lanjut oleh tenaga kesehatan," ungkapnya. (*)

- Baca Berita Terbaru Lainnya di GOOGLE NEWS
- Dapatkan Berita Viral Via Saluran WhatsApp

!!!Membaca Bagi Pikiran Seperti Olahraga Bagi Tubuh!!!

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved