Singkawang Jadi Tuan Rumah Konferensi Kota Toleran 2025

"Keberagaman ini menciptakan suasana kehidupan beragama yang damai dan penuh saling hormat," ucap Tjhai Chui Mie.

Penulis: Widad Ardina | Editor: Rivaldi Ade Musliadi
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/ISTIMEWA
KONFERENSI KOTA TOLERAN - Foto bersama dalam Pelaksanaan Konferensi Kota Toleran (KTT) 2025 yang digelar di Swiss Belinn Hotel Singkawang, pada Minggu 15 November 2025. 
Ringkasan Berita:
  • Tjhai Chui Mie menyampaikan ucapan terima kasih kepada seluruh Kepala Daerah yang berkenan hadir pada kegiatan KTT 2025 di Kota Singkawang.
  • Menariknya, berdasarkan data BPS tahun 2024 jumlah penduduk Kota Singkawang mencapai 247.920 jiwa. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SINGKAWANG - Kota Singkawang berkesempatan menjadi Tuan Rumah dalam Pelaksanaan Konferensi Kota Toleran (KTT) 2025 yang digelar di Swiss Belinn Hotel Singkawang, pada Minggu 15 November 2025.

Dalam kesempatan ini, hadir langsung Wali Kota Singkawang, Tjhai Chui Mie dan Kepala Daerah dari Kota Pematangsiantar, Salatiga, Tegal, Mimika, Banjarmasin, dan Sukabumi.

Tjhai Chui Mie menyampaikan ucapan terima kasih kepada seluruh Kepala Daerah yang berkenan hadir pada kegiatan KTT 2025 di Kota Singkawang.

"Ini menjadi kehormatan besar kami, dan sekaligus menjadi bukti nyata bahwa semangat toleransi dan persaudaraan lintas budaya dapat dijunjung tinggi," kata Tjhai Chui Mie dalam sambutannya.

Menariknya, berdasarkan data BPS tahun 2024 jumlah penduduk Kota Singkawang mencapai 247.920 jiwa. 

Dari sisi keagamaan, data menunjukkan Kota Singkawang terdiri atas umat Islam sebesar 54,55 persen, Buddha 31,28 persen, Katolik sebesar 7,41 persen, Protestan 5,74 persen, dan Konghucu 0,99 persen.

Ini Daftar Klinik Kesehatan yang Tersebar di Seluruh Kota Singkawang

"Keberagaman ini menciptakan suasana kehidupan beragama yang damai dan penuh saling hormat," ucap Tjhai Chui Mie.

Bahkan di Singkawang suara azan, dentang lonceng gereja, dan bunyi lonceng kelenteng, kata Tjhai Chui Mie menjadi melodi harmoni kehidupan masyarakat.

Tak hanya itu, di Kota Singkawang pun memiliki 17 Paguyuban Etnis dan Majelis Adat yang aktif dalam kegiatan sosial, budaya, dan kemasyarakatan.

"Sehingga tidak berlebihan, jika kami menyebut Kota Singkawang sebagai Miniatur Indonesia, karena keberagaman suku, agama, dan budaya yang hidup berdampingan secara harmonis," ungkapnya.

Tjhai Cui Mie menyebutkan keberagaman di Kota Singkawang menjadi pondasi kuat dalam membangun persatuan, toleransi, dan persaudaraan antar warga.

Ia pun berharap dengan kegiatan KTT 2025 ini dapat menjadi ruang berbagi pengalaman dan strategi praktis dalam membangun kota-kota yang ramah dan harmonis.

"Semoga pertemuan ini tidak hanya menjadi ajang diskusi, tetapi juga menjadi pijakan untuk aksi nyata yang mampu membawa manfaat bagi masyarakat di Kota dan Kabupaten masing-masing," tutupnya. (*)

- Baca Berita Terbaru Lainnya di GOOGLE NEWS
- Dapatkan Berita Viral Via Saluran WhatsApp

!!!Membaca Bagi Pikiran Seperti Olahraga Bagi Tubuh!!!

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved