‎Sarat Makna, Maskot Senggayong Tampilkan Identitas Budaya Kayong Utara di MTQ ke-34 Kalbar 2026

Ringkasan Berita:

• Peluncuran maskot ini menjadi simbol kesiapan Kayong Utara sebagai tuan rumah MTQ ke-34 tingkat provinsi.
• Sekaligus wujud pelestarian dan kebanggaan terhadap kekayaan budaya daerah yang sarat nilai sejarah dan religiusitas.

‎TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, KAYONGUTARA - Pemerintah Kabupaten Kayong Utara resmi meluncurkan maskot Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) ke-34 Tingkat Provinsi Kalimantan Barat tahun 2026 yang diberi nama “Senggayong”.
‎
‎Kegiatan peluncuran berlangsung di Aula Pendopo Bupati Kayong Utara, Desa Pangkalan Buton, Kecamatan Sukadana, Kabupaten Kayong Utara, Kalimantan Barat, Selasa 4 November 2025 malam.
‎
‎Peluncuran maskot ini menjadi simbol kesiapan Kayong Utara sebagai tuan rumah MTQ ke-34 tingkat provinsi, sekaligus wujud pelestarian dan kebanggaan terhadap kekayaan budaya daerah yang sarat nilai sejarah dan religiusitas.
‎
‎Maskot ini terinspirasi dari alat musik tradisional khas Sukadana bernama Senggayong. Alat musik yang terbuat dari bambu ini dimainkan oleh dua hingga tiga orang, terdiri atas tiga bagian — anak, induk, dan kaul — yang masing-masing menghasilkan nada berbeda.
‎
‎Dahulu, Senggayong dimainkan oleh masyarakat perbukitan saat menunggu buah durian jatuh atau dalam upacara adat Nyapat Taon (panen durian). Irama yang dihasilkan menjadi pengiring kegiatan tradisional, mencerminkan harmoni antara manusia dan alam.
‎
‎Kini, alat musik yang sempat hampir punah itu kembali hidup berkat upaya pelestarian oleh Pemerintah Daerah bersama para pegiat budaya, hingga akhirnya ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda (WBTB) Indonesia pada tahun 2019.
‎
‎Sebagai maskot MTQ ke-34 Kalbar 2026, Senggayong tidak hanya merepresentasikan warisan budaya Kayong Utara, tetapi juga membawa makna simbolik yang mendalam, di antaranya:
‎
‎Simbol Menara, Melambangkan kejayaan dan peradaban Islam, serta menjadi penanda semangat kemajuan dalam bingkai religiusitas.
‎
‎Pin Logo dan 14 Duri, ‎Menggambarkan Tugu Durian, ikon daerah sekaligus pusat kegiatan MTQ ke-34 Provinsi Kalbar di Kayong Utara.
‎
‎Peci atau Kopiah Nasional, ‎Simbol perjuangan, religiusitas, identitas budaya, dan nasionalisme, menggambarkan insan Qur’ani yang berkarakter dan berjiwa kebangsaan.
‎
‎Tangan dengan Jari Terbuka Mengajak dan Menyambut, ‎Melambangkan lima Rukun Islam, sekaligus mengandung makna ajakan dan syiar dakwah untuk menegakkan nilai-nilai keislaman dalam kehidupan.
‎
‎Baju Teluk Belanga Berwarna Jingga, ‎Menggambarkan penghormatan terhadap tradisi, keberagaman, dan toleransi, sebagai wujud kearifan lokal yang dijunjung tinggi masyarakat Kayong Utara.
‎
‎Kain Songket Bermotif Rebung dan Ornamen Islamik, ‎Terdiri dari enam corak rebung yang melambangkan Rukun Iman serta semangat Ukhuwah Islamiyah di tengah keberagaman umat.
‎
‎Tangan Mendekap Al-Qur’an di Dada, ‎Melambangkan bahwa Al-Qur’an merupakan sumber utama ajaran Islam, pedoman hidup yang tertanam dalam hati dan diwujudkan dalam amal perbuatan.
‎
‎Bentuk Gunung Berwarna Hijau (Shape), ‎Melambangkan Kayong Utara sebagai daerah yang berada di kawasan Taman Nasional Gunung Palung, yang kaya akan keanekaragaman hayati dan menjadi paru-paru dunia.
‎

‎Dengan kehadiran maskot “Senggayong”, Pemerintah Kabupaten Kayong Utara berharap semangat pelestarian budaya dan nilai-nilai Qur’ani dapat berjalan seiring, sekaligus memperkuat identitas daerah dalam pelaksanaan MTQ ke-34 Provinsi Kalimantan Barat tahun 2026. (*)

- Baca Berita Terbaru Lainnya di GOOGLE NEWS
- Dapatkan Berita Viral Via Saluran WhatsApp

!!!Membaca Bagi Pikiran Seperti Olahraga Bagi Tubuh!!!