Gebrakan Sang Pemimpin, Visi Besar Pembangunan Kabupaten Sekadau 2025-2030 Bersama Bupati Aron

Kami yakin bahwa program-program prioritas yang sudah ada di RPJMD itu akan bisa kita lakukan, terutama infrastruktu

|
Penulis: Peggy Dania | Editor: Safruddin
Dok Tribunpontianak.co.id
CENDERAMATA - Bupati Sekadau Aron (kiri) menerima cenderamata dari Wakil Pemimpin Umum Safruddin seusai Podcast Gebrakan Sang Pemimpin di Studio Tribun Pontianak, Rabu 30 Oktober 2025 

Ringkasan Berita:Pada 2024, Sekadau menjadi wilayah terendah stunting di Kalimantan Barat dengan angka 14 persen. Sedangkan sebelum deklarasi ODF, tercatat 35 persen kasus stunting pada anak.

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK – Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Sekadau selaras dengan provinsi serta pemerintah pusat.  

Semua visi-misi bupati dan wakil bupati, harus sinkron sehingga nanti turunan berkaitan dengan pembangun program pemerintah pusat ada cantolan di RPJMD Kabupaten Sekadau.

“Kami yakin bahwa program-program prioritas yang sudah ada di RPJMD itu akan bisa kita lakukan, terutama infrastruktur, karena memang saat ini kerinduan masyarakat di Sekadau itu infrastruktur lebih baik ke depannya,” kata Bupati Sekadau, Aron

saat memaparkan “Visi Besar Pembangunan Kabupaten Sekadau 2025–2030” dalam program Tribun Pontianak Podcast, Gebrakan Sang Pemimpin di Studio Tribun Pontianak, Rabu (29/10).

Menurutnya, arah pembangunan Sekadau ke depan disusun agar selaras dengan prioritas nasional.

Aron menyebut saat ini pihaknya sudah membangun jalan di beberapa wilayah Kabupaten Sekadau termasuk jembatan.  

Tahun ini saja pemkab menyelesaikan kurang lebih empat jembatan rangka baja.

“Bantuan dari pusat ada tiga jembatan, sisanya dari APBD Sekadau,” kata Bupati Aron ketika berbincang dengan Wakil Pemimpin Umum Safruddin.

Baca juga: Refleksi 7 Bulan Kepemimpinan Bupati Yohanes Ontot, Ekonomi Tumbuh Positif

Selain pembangunan infrastruktur jalan, Bupati Aron juga memaparkan sektor kesehatan.

“Kami dulu memiliki program bahwa paling tidak satu atau dua bulan sekali itu kita adakan pengobatan gratis ke setiap desa, kadang saya datang ke desa, kadang Pak Wakil Bupati. Kita memberikan pengobatan gratis, kemudian sunat massal dan lainnya,” tuturnya.

Pemkab juga berhasil menurunkan angka stunting dan mendapatkan penghargaan dari pemerintah pusat.

Seperti diketahui Kabupaten  Sekadau telah mendeklarasikan Open Defecation Free (ODF), yakni bebasnya suatu daerah dari BABS.

Sekadau menjadi daerah pertama yang mendeklarasikan ODF di Kalimantan Barat pada 7 Agustus 2025.

Langkah ini juga memengaruhi angka stunting seiring dengan berkurangnya perilaku BABS.

Pada 2024, Sekadau menjadi wilayah terendah stunting di Kalimantan Barat dengan angka 14 persen. Sedangkan sebelum deklarasi ODF, tercatat 35 persen kasus stunting pada anak.

Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved