Pastikan Makanan Aman, 15 Dapur MBG di Singkawang Ajukan SLHS ke Dinkes

Devi menambahkan, setelah mendapatkan sertifikat, dapur MBG akan segera melaksanakan tahap running program, yaitu kegiatan memasak

Penulis: Widad Ardina | Editor: Rivaldi Ade Musliadi
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/WIDAD ARDINA
DAPUR MBG - Koordinator Wilayah (Korwil) MBG se-Kota Singkawang, Devi Riskia, mengatakan sebanyak 15 Dapur MBG (Makan Bergizi Gratis) di Kota Singkawang dinyatakan telah memenuhi standar kesehatan dan 4 dari dapur tersebut telah resmi memperoleh Sertifikat Laik Higiene Sanitasi (SLHS). 

Sementara itu, Kepala SPPG Singkawang Barat 2, Gilang Asmara, mengungkapkan perkembangan dapur gizi yang berlokasi di Jalan Said Harun Nomor 2, Kelurahan Melayu, Singkawang Barat. 

Sejak resmi beroperasi pada 4 Agustus lalu, dapur ini sudah berjalan cukup lancar meskipun masih dalam tahap awal penyesuaian.

“Kalau diibaratkan dapur, awalnya masih mencari irama dan alurnya. Tapi setelah berjalan dua bulan, sekarang sudah lebih lancar. Mungkin dari 100 persen, capaian kita sudah sekitar 90 persen,” ujarnya.

Bangunan dapur tersebut mulai disiapkan sejak April-Mei 2025. Saat ini, fasilitas dapur dinilai sudah sesuai standar operasional (SOP) yang tertuang dalam juknis, termasuk peralatan berbahan stainless yang wajib digunakan.

“Alhamdulillah, fasilitas aman. Semua perlengkapan dapur, alat masak, alat makan, hingga kebutuhan kantor sudah terpenuhi oleh mitra dan IESA. Jadi untuk operasional tidak ada kendala berarti,” tambah Gilang.

Ukuran dapur yang mencapai 800 meter persegi itu dilengkapi dengan pembagian divisi kerja, termasuk bagian kebersihan yang memastikan higienitas dapur tetap terjaga. 

Sampah sisa makanan diserahkan kepada masyarakat untuk pakan ternak, sedangkan sampah non-organik dikelola melalui kerja sama dengan DLHK Singkawang.

Dalam hal menu, pihak dapur bekerja sama dengan ahli gizi. 

Gilang menyebut menu disusun melalui diskusi bersama agar sesuai kebutuhan gizi anak-anak sekolah. 

Untuk pasokan bahan, sistem pengiriman dilakukan setiap hari, terutama untuk bahan segar seperti ayam, daging, sayuran, dan buah. Sedangkan bahan kering seperti beras atau minyak goreng dapat dipasok mingguan.

“Kalau untuk bahan bumbu kecil, biasanya kami belanja langsung ke pasar. Tapi untuk kebutuhan utama, pemasok sudah ada mitra yang dipilih sesuai persetujuan kami,” jelasnya.

Gilang menambahkan, tenaga kerja yang terlibat di dapur berasal dari masyarakat sekitar, khususnya warga Kelurahan Melayu. 

Hal ini dilakukan untuk memberdayakan masyarakat lokal agar bisa ikut merasakan manfaat dari keberadaan dapur gizi tersebut. (*)

- Baca Berita Terbaru Lainnya di GOOGLE NEWS
- Dapatkan Berita Viral Via Saluran WhatsApp

!!!Membaca Bagi Pikiran Seperti Olahraga Bagi Tubuh!!!

Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved