Penambang Sampan Sambas

KISAH PILU Amri, Puluhan Tahun Setia Kayuh Sampan di Sungai Sambas Hingga Anaknya Kuliah di Untan

Amri bercerita, ia masih ingat kalau dirinya pernah melayani rute penyeberangan yang cukup jauh.

Penulis: Imam Maksum | Editor: Faiz Iqbal Maulid
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/Imam Maksum
PENAMBANG SAMPAN - Amri, seorang penambang sampan jasa penyeberangan di sungai Sambas. Amri warga Desa Tumuk Manggis, Kecamatan Sambas telah puluhan tahun menjadi penambang sampan dan bertahan hingga sekarang, Minggu 26 Oktober 2025. 

Ringkasan Berita:Amri bercerita, ia masih ingat kalau dirinya pernah melayani rute penyeberangan yang cukup jauh. Dia pernah berkayuh untuk mengantar orang dari Tumuk Manggis menuju dermaga Istana Kesultanan Sambas.

 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SAMBAS - Amri (62), warga Desa Tumuk Manggis, Kecamatan Sambas, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat yang berprofesi sebagai penambang sampan memiliki cerita haru.

Cerita haru itu datang dari jumlah penambang sampan jasa penyeberangan di Sungai Sambas Kecil rute Tumuk Manggis menuju Pasar Melayu, Kecamatan Sambas, Kabupaten Sambas yang makin menyusut.

Menyusutnya jumlah penumpang saat ini merupakan salah satu faktor penambang sampan yang tak sanggup bertahan.

Alhasil tak sedikit dari mereka beralih profesi demi mengais rezeki.

Berbeda dengan Amri.

Profesi jasa penyeberangan sampan sudah digelutinya sejak ia duduk di bangku sekolah dasar (SD).

"Bukan lagi sudah lama, sudah puluhan tahun, berpuluh-puluhan tahun sejak dari sejak saya SD sampai sekarang jadi penambang," kata Amri, penambang sampan ditemui di dermaga Pasar Melayu, Sambas, Minggu 26 Oktober 2025.

MODUS Paman di Tebas Sambas Rudapaksa Keponakan di Bawah Umur Dua Kali Terbongkar

Amri bercerita, ia masih ingat kalau dirinya pernah melayani rute penyeberangan yang cukup jauh.

Dia pernah berkayuh untuk mengantar orang dari Tumuk Manggis menuju dermaga Istana Kesultanan Sambas.

"Pernah saya antar orang jauh, membawa mereka ke Istana. Kemana saya penumpang mau diantarkan," kata Amri, ayah dua anak itu mengenang pengamanannya.

Menurut Amri kondisi saat ini jumlah penambang sampan semakin berkurang. Dibandingkan dengan 10 tahun lalu yang masih cukup ramai penambang.

"Dulu kami penambang sampan jumlahnya ramai saat ini sudah berkurang karena banyak yang beralih mencari rezeki lain. Ada yang ubah profesi di bidang lain, berbagai macam alasan meninggalkan profesi ini," katanya.

Amri menjadi penambang yang terlama dan masih bertahan hingga kini menghadapi tantangan era kendaraan bermotor yang kian masif.

"Tinggal saya yang bertahan paling lama, saya sendiri. Yang lain sudah tak ada lagi," ungkapnya.

Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved