Saat Lampu Menyala, Doa Seorang Ibu di Mempawah Pecah Jadi Air Mata Bahagia

Namun di tengah kegigihannya, ada satu impian sederhana yang selama delapan tahun tak kunjung terwujud memiliki listrik di rumah sendiri.

Editor: Mirna Tribun
DOK PLN
BERIKAN SAMBUTAN - General Manager PLN UID Kalimantan Barat, Maria G.I. Gunawan, memberikan sambutan dalam acara penyalaan serentak program Light Up The Dream (LUTD). Sebanyak 80 rumah tangga pra sejahtera di Kalimantan Barat menerima manfaat listrik gratis, sebagai wujud kepedulian dan gotong royong pegawai PLN untuk menerangi kehidupan masyarakat. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, MEMPAWAH - Tangis haru pecah di sebuah rumah sederhana di Dusun Satrya, Sungai Dungun, Mempawah.

Bagi Wiwik Handayani (41), seorang ibu tunggal yang membesarkan empat anak seorang diri, Rabu (20/8) bukan sekadar hari biasa.

Hari itu menjadi penanda doa panjangnya selama bertahun-tahun akhirnya terkabul rumah kecil yang selama ini gelap kini resmi terang benderang berkat program Light Up The Dream (LUTD) dari PLN.

Wiwik bukan hanya seorang ibu. Ia adalah sosok pejuang.

Sejak ditinggalkan suami, ia berjuang keras menghidupi anak-anaknya dengan berjualan minuman kesehatan, berkeliling dari satu tempat ke tempat lain.

Peluh dan lelah tidak pernah menghentikan langkahnya, karena di balik itu ada empat buah hati yang menjadi sumber kekuatan sekaligus alasan untuk terus bertahan.

Namun di tengah kegigihannya, ada satu impian sederhana yang selama delapan tahun tak kunjung terwujud memiliki listrik di rumah sendiri.

Selama ini ia hanya menumpang dari tetangga. Kadang, ketika pasokan terbatas, ia dan anak-anak harus rela beristirahat dalam gelap, ditemani temaram lampu minyak atau cahaya redup bohlam seadanya.

Baca juga: PLN Salurkan Bantuan Pasang Listrik Gratis 2.821 Keluarga Prasejahtera di Indonesia

“Setiap malam saya selalu berdoa, semoga suatu hari anak-anak bisa belajar dengan tenang tanpa takut lampu padam. Saya ingin rumah ini terang, hangat, dan penuh tawa,” ungkap Wiwik dengan mata berkaca-kaca.

Doa itu akhirnya dijawab. Pada Rabu yang penuh makna itu, ketika aliran listrik pertama kali masuk dan lampu menyala di ruang kecilnya, tangis syukur tak terbendung. Wiwik memeluk anak-anaknya erat, seolah cahaya yang menyinari rumah juga ikut menerangi hatinya.

“Bagi kami, listrik bukan hanya soal terang. Ini harapan baru. Anak-anak bisa belajar lebih baik, bisa meraih cita-cita mereka,” ucapnya dengan suara bergetar.

Manager PLN UP3 Mempawah, Abdul Azis, menyampaikan bahwa Wiwik hanyalah satu dari puluhan warga yang merasakan kebahagiaan serupa.

“Di wilayah kerja PLN UP3 Mempawah, sebanyak 40 rumah warga kurang mampu berhasil dialiri listrik melalui program LUTD ini. Jumlah ini menjadi yang terbanyak dibanding unit PLN lainnya di Kalimantan Barat,” jelasnya.

Azis menambahkan, program LUTD tidak menggunakan dana perusahaan, melainkan murni hasil donasi sukarela pegawai PLN.

“Inilah bukti nyata gotong royong insan PLN untuk membantu sesama. Listrik tidak hanya tentang energi, tetapi juga tentang menghadirkan keadilan dan pemerataan bagi masyarakat,” ujarnya.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved