Ragam Contoh

Meriam Karbit: Tradisi Unik Khas Pontianak yang Jadi Magnet Wisata dan Warisan Budaya

Kehadiran meriam karbit dalam berbagai perayaan, khususnya menjelang Hari Raya Idulfitri, selalu dinanti-nantikan oleh masyarakat. 

|
TRIBUNPONTIANAK/DESTRIADI YUNAS JUMASANI
MERIAM KARBIT- Dentuman kerasnya yang menggema di sepanjang tepian Sungai Kapuas tak hanya membangkitkan suasana semarak, tapi juga merekatkan nilai-nilai budaya dan kebersamaan. 

Suara dentuman meriam yang menggelegar diyakini mampu mengusir makhluk-makhluk gaib tersebut. Dari situlah, tradisi membunyikan meriam untuk mengusir hal-hal negatif dan menyambut hari kemenangan (Idulfitri) dimulai.

Budaya Lokal Jadi Inspirasi, Pemkot Pontianak Gelar Lomba Corak Insang

2. Penanda Waktu

Pada awalnya, meriam ini juga digunakan sebagai penanda waktu bagi masyarakat yang tinggal di sepanjang Sungai Kapuas.

Dentuman meriam menandakan waktu maghrib atau waktu berbuka puasa selama bulan Ramadan. Namun, saat ini, tradisi ini lebih difokuskan untuk memeriahkan malam takbiran dan perayaan Idulfitri.

Perkembangan Tradisi Meriam Karbit

Bahan Baku: Meriam karbit tradisional dibuat dari batang pohon kayu seperti kayu laban atau bengkirai, atau bahkan batang kelapa, yang dilubangi di bagian tengahnya. Diameter meriam bisa mencapai 60 cm dengan panjang 4-7 meter.

Proses Pembuatan: Pembuatan meriam ini membutuhkan keahlian khusus dan kerja sama tim. Lubang di dalam batang kayu dibuat dengan sangat teliti agar menghasilkan suara yang nyaring dan bulat.

Festival dan Eksibisi: Tradisi ini telah berkembang menjadi sebuah festival tahunan yang sangat dinantikan oleh masyarakat Pontianak dan menjadi daya tarik wisata. Meriam-meriam dihias dengan ornamen khas Melayu dan dipamerkan di sepanjang pinggir Sungai Kapuas.

Warisan Budaya: Pada tahun 2016, tradisi Meriam Karbit Pontianak telah ditetapkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sebagai Warisan Budaya Takbenda (WBTb), sebagai pengakuan atas nilai sejarah dan budayanya yang penting.

Aturan Pemerintah: Untuk menjaga keselamatan dan ketertiban, pemerintah setempat kini memberlakukan aturan bahwa meriam karbit hanya boleh dimainkan pada waktu-waktu tertentu, biasanya tiga hari sebelum hingga tiga hari setelah Idulfitri.

- Baca Berita Terbaru Lainnya di GOOGLE NEWS
- Dapatkan Berita Viral Via Saluran WhatsApp

!!!Membaca Bagi Pikiran Seperti Olahraga Bagi Tubuh!!!

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved