Kain Pantang Sintang Tampil di IKN, Bawa Pesan Budaya dan Lingkungan

Tak sekadar menonjolkan keindahan wastra tradisional, koleksi ini juga mengusung nilai keberlanjutan, menggunakan kain berpewarna alami

|
Penulis: Nina Soraya | Editor: Nina Soraya
DOK/HETTY KUS ENDANG
TAMPIL DI IKN - Pemilik Galeri Kain Pantang Hetty Kus Endang (tiga dari kiri) bersama para model yang memakai Kain Pantang untuk tampil Eco Fashion Nusantara di ajang Congress of Indonesian Diaspora (CID) ke-8 yang berlangsung di Ibu Kota Nusantara (IKN) pada 1-4 Agustus 2025. CID-8 menjadi platform untuk memperkenalkan IKN sebagai kota masa depan yang hijau, modern, dan inklusif, sekaligus merayakan keragaman budaya dan inovasi anak bangsa. 


TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Warisan budaya Kalimantan kembali menggema di panggung internasional. Galeri Kain Pantang Sintang mendapat kehormatan tampil di ajang bergengsi Congress of Indonesian Diaspora (CID) ke-8 yang berlangsung di Ibu Kota Nusantara (IKN) pada 1-4 Agustus 2025.

Ajang dua tahunan yang diikuti oleh diaspora Indonesia dari lima benua termasuk negara Australia, Amerika Serikat, Kanada, Rusia, Qatar, Hongkong, Vietnam, Filipina, dan lainnya. CID  mengangkat tema “Bersama Diaspora Mewujudkan IKN Menjadi Kota Dunia Untuk Semua”.

CID-8 menjadi platform untuk memperkenalkan IKN sebagai kota masa depan yang hijau, modern, dan inklusif, sekaligus merayakan keragaman budaya dan inovasi anak bangsa.

Di tengah semarak acara, Galeri Kain Pantang Sintang, yang dipimpin oleh Hetty Kus Endang, menampilkan koleksi busana bertema “Keindahan Alam Kalimantan” dalam panggung Eco Fashion Nusantara.

Tak sekadar menonjolkan keindahan wastra tradisional, koleksi ini juga mengusung nilai keberlanjutan. Yaitu menggunakan kain berpewarna alami dan handbag dari sampah plastik daur ulang.

Windy Kenakan Kain Pantang Sintang dan Hias Kepala Bulu Burung Ruai di Pameran Kriyanusa

“Saya awalnya hanya tahu info ini dari grup komunitas. Setelah mencari tahu lebih dalam, saya memberanikan diri mendaftar.

Tak disangka, koleksi kami justru dinilai sangat relevan dengan tema keberlanjutan dan langsung diterima oleh panitia,” ujar Hetty.

Kegiatan ini tidak disokong penuh secara finansial, membuat Hetty harus menanggung sendiri biaya penginapan, konsumsi, dan transportasi.

Namun semangat untuk membawa budaya Kalimantan ke panggung dunia membuatnya mantap berangkat, bahkan melibatkan generasi muda dalam timnya.

Salah satu yang ikut serta adalah Ceysia Lovely Cristie, siswi berprestasi dari SMA Panca Setya 2 Sintang dan juara 3 Putera Puteri Kalbar 2024. Keikutsertaan Ceysia menandai kolaborasi lintas generasi untuk menjaga dan mempromosikan budaya sekaligus isu lingkungan.

 “Kami mengusung semangat pelestarian budaya dan lingkungan. Handbag dari plastik daur ulang kami buat hanya dalam waktu tiga hari, hasil kerja keras tim Rumah Belajar Kain Pantang dan siswa-siswa magang dari SMK Kartini,” terang Hetty.

Cerita Hetty Kus Tentang Kecintaannya ke Budaya Dayak Sampai Dirikan Galeri Kain Pantang Sintang

Sebanyak 13 tampilan (look) diperagakan oleh model lokal dan internasional dari Rusia, AS, Australia, dan Melbourne.

Mereka mengenakan ikon koleksi Kain Pantang berupa kain berukuran 3 meter bermotif Merinjan, dengan mahkota manik-manik di kepala model dan aksesoris bulu enggang di tangan, yang merupakan simbol khas Kalimantan. Motif lainnya yang ditampilkan antara lain Ruit Nyadik, Tiang Kebuk, dan Pucuk Rebung.

Selain pakaian seperti blazer, dress, blouse, dan pouch, aksesoris seperti mahkota, kalung manik-manik, dan anyaman juga kami kenakan.

“Terkait persiapan ini sangat ketat dan menantang karena waktu yang mepet dan dana yang terbatas, tetapi semangat kami tidak pernah surut. Kami menampilkan fashion show dengan tema Keindahan Alam Kalimantan, yang menggabungkan tradisi masa lalu dan harapan masa depan,” ujarnya.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved