Peredaran Uang Palsu

WASPADA Uang Palsu Makin Merajalela di Kota Pontianak, Banyak Pedagang Kecil Jadi Korban

Uang palsu cukup sulit dideteksi jika tidak memiliki pengetahuan luas terkait cara membedakannya dengan uang asli.

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/Istimewa
UANG PALSU PONTIANAK - Ilustrasi uang palsu. Kota Pontianak tengah dihadapi dengan maraknya uang palsu yang beredar di masyarakat. 

"Kami ini cuma cari makan. Kalau mau begitu, coba saja ke toko-toko besar, jangan sama kami yang usaha kecil begini," tegasnya.

Warung di Pontianak Timur Jadi Korban Uang Palsu, Pelaku Selipkan Uang Palsu Diantara Lembaran Asli

Hal serupa juga disampaikan oleh Sumarni, pedagang yang pernah menerima uang palsu saat berjualan di sebuah event.

Ia mengaku tidak sempat mengenali pelakunya karena kondisi saat itu ramai.

"Waktu itu saya lagi ramai-ramainya, jadi main ambil saja. Baru sadar setelah uang Rp 50 ribu yang saya terima itu kertasnya kasar dan warnanya pudar," ujarnya.

Sumarni menyampaikan kekhawatirannya karena uang palsu sulit ditukar.

Ia berharap pemerintah bisa meningkatkan keamanan dalam pencetakan uang, misalnya dengan menambahkan kode atau corak khusus yang sulit dipalsukan.

"Kalau kami kan nggak punya alat pendeteksi. Jadi harus bisa bedain uang asli sama palsu dari tampilan saja," harapnya.

Sementara itu, Esa, pedagang yang bisa berjualan di event, mengaku belum pernah menerima uang palsu.

Meski begitu, ia tetap merasa was-was.

"Takut banget lah kalau uang palsu itu beredar. Harapan saya, polisi bisa lebih gencar mencegah dan menindak pelakunya. Kasih juga edukasi ke masyarakat supaya bisa kenali uang palsu," ujarnya.

Warung di Pontianak Jadi Korban

Di sisi lain, seorang pemilik warung bernama Suhri mengungkapkan bahwa dirinya menjadi korban peredaran uang palsu pada dua hari berturut-turut, yakni pada 21 dan 22 Juni 2025.

"Yang pertama malam Minggu sekitar jam setengah sebelas malam, pelakunya laki-laki jalan kaki. Besoknya sore, datang yang perempuan. Modusnya sama, kasih uang palsu untuk beli rokok," ujar Suhri saat ditemui di warungnya pada Senin 23 Juni 2025.

Ia menjelaskan, pada kejadian pertama pelaku datang saat istrinya sudah tertidur. 

Sementara pada kejadian kedua, pelaku merupakan sepasang pria dan wanita, dengan sang wanita yang langsung bertransaksi di warung.

Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved