UNTAN Gandeng 8 Negara Bahas Ketahanan Pesisir dan Karbon, Ini Kata Dekan Fahutan
Fakultas Kehutanan UNTAN menjalin kerja sama dengan dua perusahaan kehutanan, yakni PT Kandelia Alam dan PT Mayawana Persada.
Lapoan Wartawan Tribun Pontianak, FAISAL ILHAM MUZAQI
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK – Dekan Fakultas Kehutanan Universitas Tanjungpura (UNTAN), Dr. Farah Diba, menyampaikan apresiasi dan kebanggaannya atas suksesnya pelaksanaan 1st International Summer Course 2025 yang digelar pada Kamis, 24 Juli 2025, di Aula Bungur, Gedung Prof. Ir. Sakunto, MS, Kampus Fakultas Kehutanan UNTAN, Pontianak, Kalimantan Barat.
Kegiatan internasional ini mengusung tema “Coastal Resilience and Carbon Sequestration: Exploring the Role of Mangroves and Peatland Forest Contribution to Climate Mitigation”, dan diikuti oleh mahasiswa dari delapan negara.
"Kegiatan ini bukan sekadar teori dari buku dan jurnal, tapi pengalaman nyata. Mahasiswa diajak merasakan langsung denyut kehidupan ekosistem mangrove dan gambut," ujar Dr. Farah Diba kepada Tribun Pontianak.
Menurutnya, ekosistem pesisir Kalimantan Barat, khususnya mangrove dan lahan gambut, merupakan aset strategis yang dapat menjadikan provinsi ini sebagai pusat pembelajaran internasional.
"Kalimantan Barat punya laboratorium hidup yang luar biasa. Mangrove dan gambut kita menyimpan potensi karbon yang besar dan masih bisa dikelola secara berkelanjutan. Dengan jejaring global dan riset kolaboratif, Kalbar sangat layak menjadi pusat pembelajaran iklim dunia," tegasnya.
Dr. Farah juga menyampaikan harapan kepada seluruh peserta, baik mahasiswa lokal maupun internasional, agar pengalaman ini dapat membentuk kesadaran dan kepedulian terhadap isu lingkungan.
"Satu batang mangrove yang ditanam, satu toples madu karbon yang dikembangkan, bisa jadi awal dari gerakan lingkungan global. Mereka adalah pemimpin masa depan, dan pengalaman ini akan membentuk cara pandang mereka dalam mengambil keputusan," ujarnya.
Dalam kegiatan ini, Fakultas Kehutanan UNTAN menjalin kerja sama dengan dua perusahaan kehutanan, yakni PT Kandelia Alam dan PT Mayawana Persada.
"PT Kandelia Alam menyediakan lokasi ekspedisi lapangan di kawasan mangrove Kubu Raya, termasuk transportasi air dan akses ke area konservasi. Sementara PT Mayawana Persada mendukung perbaikan infrastruktur persemaian permanen milik fakultas kami," jelasnya.
Baca juga: Pemkot Pontianak Kaji Kebijakan Jam Malam Anak dari Perspektif HAM
Dr. Farah menyebut kerja sama tersebut sebagai contoh nyata sinergi antara perguruan tinggi dan sektor swasta dalam mendukung upaya konservasi dan mitigasi iklim yang berkelanjutan.
International Summer Course ini juga melibatkan dosen dan pakar dari berbagai universitas internasional seperti Jepang, Belanda, Malaysia, Thailand, dan Brunei Darussalam.
Program ini dirancang secara interaktif melalui pembelajaran daring, kuliah lapangan, riset karbon, serta presentasi green business dalam peringatan Hari Mangrove Sedunia, 26 Juli 2025. (*)
- Baca Berita Terbaru Lainnya di GOOGLE NEWS
- Dapatkan Berita Viral Via Saluran WhatsApp
!!!Membaca Bagi Pikiran Seperti Olahraga Bagi Tubuh!!!
Wabup Sambas Lantik 305 PPPK, Heroaldi Tekankan Amanah dan Tanggung Jawab |
![]() |
---|
DPRD Sanggau Gelar Rapat Paripurna, Penyampaian Pendapat Bupati Terhadap Empat Raperda Inisiatif |
![]() |
---|
Polisi Ungkap Identitas Pria Meninggal Tak Wajar, IS Kepala Tukang Warga Rasau Jaya |
![]() |
---|
Gramedia Pontianak Gelar Semesta Buku, Ajak Masyarakat Tingkatkan Literasi |
![]() |
---|
MPLS dan Pemeriksaan Kesehatan Siswa Sekolah Rakyat Rintisan Kalbar Digelar 30 September |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.