Warga Resah Beras Oplosan, Berharap Pemerintah Ambil Langkah Tegas

Beras tersebut dikemas layaknya beras premium, namun baik kualitas maupun jumlahnya tidak sesuai dan menyesatkan konsume

Editor: Jamadin
Tangkapan layar video dari korban Lilis Suryani via Kompas.com
BERAS OPLOSAN - Beras oplosan belakangan marak di pasaran menuai sorotan dari berbagai kalangan masyarakat. Beredarnya isu terkait dengan peredaran beras oplosan ini, menimbulkan berbagai pendapat dari masyarakat semua kalangan. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK – Praktik pengoplosan beras yang belakangan marak di pasaran menuai sorotan dari berbagai kalangan masyarakat. 

Warga berharap pemerintah dan instansi terkait segera mengambil langkah tegas guna mencegah kerugian yang lebih besar, baik secara ekonomi maupun dari sisi kesehatan masyarakat.

Sebelumnya diketahui bahwa Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menyampaikan beras oplosan kini telah menyebar hingga ke rak-rak supermarket dan minimarket.

Beras tersebut dikemas layaknya beras premium, namun baik kualitas maupun jumlahnya tidak sesuai dan menyesatkan konsumen.

Dengan beredarnya isu terkait dengan peredaran beras oplosan ini, menimbulkan berbagai pendapat dari masyarakat semua kalangan.

“Siapa pun yang terbukti melakukan oplosan harus diberi peringatan. Ini menyangkut kesehatan masyarakat, terutama generasi muda. Jangan sampai mereka tumbuh dengan asupan makanan yang kualitasnya diragukan,” ujar Suzanna satu diantar warga di kota Pontianak, Minggu 13 Juli 2025. 

Hal serupa juga disampaikan oleh Nisa, Ia menyoroti dampak serius terhadap pedagang kecil yang jujur berjualan, namun terkena imbas akibat beras oplosan yang beredar di pasaran.

"Kasus beras yang banyak dioplos pasti merugikan banyak pihak sih, terutama buat pedagang-pedagang kecil. Apalagi gak cuma 1 merk doang yang berasnya dioplos," jelasnya saat dimintai tanggapannya tentang kasus beras oplosan via WhatsApp. 

6 Peristiwa Terpopuler Kalbar! Harga Beras Naik di Pontianak hingga Ulah Remaja Kapuas Hulu

Ia juga mengharapkan pemerintah untuk cepat bertindak dengan adanya kasus ini, karena beras merupakan salah satu bahan pokok di Indonesia. 

"Harusnya pemerintah cepat bertindak sebelum muncul masalah baru, apalagi ini soal makanan pokok," tegasnya. 

Sementara itu Nur, mengaku bahwa ia kesulitan dalam membedakan mana beras yang di oplos dengan beras yang tidak di oplos, terutama jika kemasannya berasal dari pabrik.

“Kalau beras kampung sih udah biasa dicampur, misalnya beras keras sama beras pulen. Tapi kalau beras pabrikan, kita gak tahu isinya. Sebagai masyarakat biasa, susah banget ngebedainnya,” tuturnya.

Masyarakat berharap pengawasan terhadap distribusi beras makin diperketat, serta edukasi mengenai ciri-ciri beras asli dan oplosan bisa lebih digencarkan.

Hal ini demi menjamin keamanan pangan nasional, khususnya di tengah tingginya konsumsi beras sebagai makanan pokok di Indonesia. (Faisal)

 

- Baca Berita Terbaru Lainnya di GOOGLE NEWS
- Dapatkan Berita Viral Via Saluran WhatsApp

!!!Membaca Bagi Pikiran Seperti Olahraga Bagi Tubuh!!! 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved