Berita Viral

Tangisan Ibu Usai Bunuh Bayinya di Makassar, Tragedi yang Mengungkap Luka Psikologis Tak Terlihat

Pelaku berinisial N (25) disebut memukul kepala bayinya dengan toples plastik hingga tak bernyawa. 

YouTube Kompas TV
IBU BUNUH BAYI - Foto ilustrasi hasil olah YouTube Kompas TV, Minggu 6 Juli 2025, memperlihatkan seorang ibu muda di Makassar menangis histeris setelah diduga membunuh bayi laki-lakinya yang baru berusia dua bulan. Pelaku berinisial N (25) disebut memukul kepala bayinya dengan toples plastik hingga tak bernyawa. 

Proses Visum dan Autopsi Dilakukan

Untuk memastikan penyebab pasti kematian sang bayi, jenazah korban kemudian dipindahkan ke RS Bhayangkara untuk dilakukan visum dan autopsi. 

Proses ini penting bagi kepolisian untuk menguatkan bukti dalam penyelidikan lebih lanjut.

Ratih Lumpuh Usai Operasi Caesar, Ditinggal Suami dan Kehilangan Pekerjaan hingga Anak Putus Sekolah

Bagaimana Penanganan Polisi dan Lembaga Perlindungan Anak?

Investigasi Mendalam dan Pendampingan Psikologis

Kapolsek Panakkukang menyatakan bahwa kasus ini ditangani dengan serius. 

Selain pemeriksaan terhadap pelaku, pihak kepolisian juga melibatkan petugas dari Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) untuk mendampingi penanganan kasus.

“Untuk saat ini, kami masih mendalami motif pelaku dan kondisi psikologisnya. Pendampingan dari psikolog sangat penting agar kami bisa mendapatkan keterangan yang lebih valid dan memastikan apakah ada gangguan mental,” jelas Aris.

Fokus pada Aspek Kemanusiaan dan Pencegahan

Tragedi ini tak hanya menjadi catatan kriminal, tapi juga membuka mata publik tentang pentingnya kesehatan mental, khususnya bagi para ibu pasca melahirkan. 

Gangguan psikologis seperti baby blues atau depresi postpartum bisa menjadi pemicu tindakan fatal jika tidak ditangani dengan baik.

Apa Pelajaran dari Tragedi Ini?

Pentingnya Dukungan Emosional bagi Ibu Baru

Kasus N menunjukkan betapa pentingnya dukungan keluarga, masyarakat, dan tenaga kesehatan terhadap ibu yang baru melahirkan. 

Rasa tertekan, kesepian, atau masalah kejiwaan lainnya bisa berkembang menjadi tindakan di luar nalar jika tidak terdeteksi sejak dini.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved