Berita Viral

Tangis Palsu Azis dan Luka Seorang Ibu, Ketika Cemburu Mengubah Anak Menjadi Pembunuh

Samsuden alias Azis (30), yang sempat berpura-pura menangis di tengah warga, ternyata menyimpan luka dan dendam yang mengakar sejak kecil. 

YouTube Tribunnews
BUNUH IBU KANDUNG - Foto ilustrasi hasil olah Tribunnews, Senin 30 Juni 2025, Samsuden alias Azis (30), yang sempat berpura-pura menangis di tengah warga, ternyata menyimpan luka dan dendam yang mengakar sejak kecil. Kepolisian mengungkap bahwa pembunuhan ini sudah direncanakan, didorong rasa sakit hati karena merasa tidak disayangi seperti sang adik. 

Azis memulainya sejak pagi, dengan langkah-langkah yang menunjukkan perencanaan matang. 

Ia mengambil pisau dari dapur, mengasahnya di dinding kamar mandi, lalu menyimpannya dalam tas selempang.

Sebelum menuju lokasi kejadian, Azis membeli sebungkus obat batuk cair merk Komix sebanyak 30 sachet. 

Ia menenggak 18 sachet sepanjang perjalanan. Obat itu diduga digunakannya untuk meredam empati dan menurunkan kesadaran.

Tragisnya Kisah Pasutri Baru Seminggu Menikah, Kecelakaan Maut di Bali Renggut Nyawa Suami

Penyerangan di Perkebunan Sawit

Azis mengintai ibunya, Ratna, yang saat itu sedang mengantar adiknya ke sekolah. 

Ia menunggu korban kembali sendirian melalui jalan pintas di perkebunan sawit.

Saat melihat ibunya berjalan sendirian, Azis menyerangnya dari belakang, menusukkan pisau berulang kali ke punggung, dada, perut, bahkan dagu korban. 

Total terdapat 30 luka tusuk di tubuh Ratna. Korban sempat mencoba menangkis serangan itu dengan tangan kiri, namun tak berdaya.

“Setelah korban tidak bergerak, pelaku meninggalkan jasadnya dan membuang pisau ke semak belukar,” ujar AKBP Joko.

Mengapa Azis Melakukan Hal Itu kepada Ibunya Sendiri?

Motif Cemburu dan Rasa Tak Dianggap

Setelah penyelidikan intensif, Azis mengaku motif utamanya adalah cemburu terhadap adik kandungnya. 

Ia merasa ibunya lebih menyayangi adiknya dibanding dirinya. 

Perasaan ini dipupuk sejak lama, terutama setelah orang tuanya bercerai sepuluh tahun lalu.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved