Tukang Cukur Jalanan Raup Jutaan Rupiah Saat Haji, Tradisi Tahallul Jadi Peluang Emas

Kenapa Barbershop Musiman di Mina Jadi Rebutan?

Setiap musim haji, sebuah barbershop di Mina, dekat kompleks Jamarat, lokasi pelemparan jumrah menjadi pusat perhatian. 

Lokasinya yang strategis membuatnya jadi tempat favorit para jemaah yang ingin segera berganti dari pakaian ihram ke pakaian biasa setelah melontar jumrah.

Barbershop ini hanya buka setahun sekali, khusus saat musim haji. Dalam satu hari puncak, mereka bisa melayani ribuan orang.

“Pada hari ketiga haji, yang juga bertepatan dengan Idul Adha, biasanya kami melayani sekitar 6.000 pelanggan,” kata Imad Fawzi, manajer barbershop dan pejabat dari organisasi haji.

Seperti Apa Suasana di Dalam Barbershop Musiman?

Para tukang cukur bekerja cepat, mengenakan celemek plastik, dan menggunakan alat cukur elektrik serta pisau tajam. 

Prosesnya efisien dan higienis, mengikuti standar kebersihan yang tinggi mengingat banyaknya jemaah yang harus dilayani dalam waktu singkat.

Ahmed (28), tukang cukur asal Mesir, mengaku merasakan kepuasan tersendiri dalam pekerjaannya.

“Ini pekerjaan yang sederhana, tapi membawa kebahagiaan besar. Kami senang melayani jemaah dan bisa bekerja di tempat suci,” ujarnya.

Berapa Besar Penghasilan Tukang Cukur Haji?

Bisa Sampai Berapa Pendapatan dalam Sehari?

Biaya cukur di barbershop Mina dipatok sekitar 60 riyal Saudi, atau setara Rp 260.000 per orang. 

Jika barbershop melayani 6.000 pelanggan dalam sehari, maka total penghasilan kotor bisa mencapai Rp 1,5 miliar hanya dalam satu hari.

Artinya, satu tukang cukur bisa membawa pulang jutaan rupiah, tergantung dari sistem bagi hasil yang diterapkan oleh pengelola barbershop.