Tukang Cukur Jalanan Raup Jutaan Rupiah Saat Haji, Tradisi Tahallul Jadi Peluang Emas

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID – Momen haji di Mina, Arab Saudi, tak hanya sarat makna spiritual, tetapi juga membuka peluang ekonomi yang luar biasa. 

Salah satunya dirasakan para tukang cukur jalanan dan barbershop musiman yang melayani ribuan jemaah setiap hari. 

Tarif cukur kepala dipatok sekitar Rp 260.000 per orang, dan dalam sehari, pendapatan bisa menembus miliaran rupiah. 

Lokasi strategis dekat kompleks Jamarat membuat jasa cukur menjadi buruan utama usai pelemparan jumrah. 

"Pada hari ketiga haji, biasanya kami melayani sekitar 6.000 pelanggan," ujar Imad Fawzi, manajer barbershop setempat. 

Bagi para tukang cukur, pekerjaan ini bukan hanya soal uang, tapi juga kebanggaan bisa melayani ibadah orang lain. 

“Ini pekerjaan sederhana, tapi membawa kebahagiaan besar,” kata Ahmed, tukang cukur asal Mesir.

[Cek Berita dan informasi berita viral KLIK DISINI]

Mengapa Cukur Rambut Menjadi Bagian Penting Ibadah Haji?

Apa Makna di Balik Tradisi Mencukur Rambut?

Mencukur rambut, atau dikenal sebagai tahallul, merupakan salah satu tahapan wajib dalam rangkaian ibadah haji. 

Proses ini melambangkan pembersihan diri, baik secara fisik maupun spiritual, setelah menunaikan ibadah berat seperti pelemparan jumrah.

Bagi jemaah pria, rambut biasanya dicukur habis, sedangkan jemaah perempuan hanya memotong sedikit ujung rambut. 

Tradisi ini telah berlangsung sejak masa Nabi Muhammad SAW dan menjadi bagian dari sunnah yang dijalankan jutaan umat Muslim tiap tahunnya.

Di Mana Tukang Cukur Haji Biasa Beroperasi?