Ramadhan 2025

Pendapat Ulama Tentang Ziarah Kubur Jelang Ramadhan, Terdapat 2 Pandangan Sedikit Berbeda

Ziarah isinya membacakan doa-doa yang pahalanya dihadiahkan kepada orang yang sudah meninggal dunia.

Penulis: Madrosid | Editor: Madrosid
Genered by AI
PENDAPAT ZIARAH KUBUR - Foto ilustrasi hasil olah kecerdasan buatan AI, Jumat (28/02/2025), seorang ulama di areal kuburan untuk ziarah. Terdapat dua pendapat dari golongan ulangan terkait ziarah kubur. 

3. Diperbolehkan mengadakan perjalanan khusus (dalam jarak jauh) apabila keadaannya cukup memungkinkan untuk itu.

Namun jika tidak mampu atau dirasa tidak mendesak, tidak ada paksaan untuk melakukannya. Dasarnya adalah dari Buraidah, Rasulullah saw pernah bersabda:

”Dulu aku melarang kamu berziarah kubur, sekarang Muhammad telah mendapat izin berziarah ke makam ibunya, maka ziarahlah kamu, karena sesungguhnya ziarah itu mengingatkan kepada akhirat.”

Sementara Sulaiman bin Buraidah dari ayahnya juga mengatakan bahwa ”Rasulullah saw pernah berziarah ke makam ibunya bersama seribu orang berkuda dan bersenjata. Pada waktu itu, beliau menangis tersedu-sedu dan belum pernah beliau menangis seperti itu.”

Terakhir dari Ibnu Hibban dari Ibnu Mas’ud dikatakan, ”Rasulullah bersabda, ’Sesungguhnya makam yang kalian lihat aku berdoa, adalah makam ibuku, Aminah binti Wahab, aku memohonkan ampun baginya, tetapi Allah tidak memberiku ijin untuk memohonkan ampun dan Allah menurunkan firman-Nya: ”Tidaklah pantas bagi seorang Nabi dan orang-orang yang beriman memohonkan ampun bagi orang-orang musyrik.” (QS. At Taubah: 113). Maka aku merasa kasihan kepada ibuku, sampai aku menangis.’”

4. Meletakkan/menaburkan bunga di atas pusara makam adalah sunnah Rasulullah saw. Alasannya, dalam satu riwayat Rasulullah saw pernah meletakkan pelepah daun kurma segar di atas dua makam.

Para ulama golongan kedua berpendapat, sebagai ganti dari pelepah daun kurma segar maka bunga adalah yang paling tepat.

Hal ini dikarenakan bunga segar lebih mudah didapatkan di lingkungan kita daripada pelepah daun kurma.

Kalau kemudian kebiasaan semacam ini ada kemiripan dengan tradisi kuno, terutama tradisi Kejawen, hal ini tidak berarti bermakna sama.

Diriwayatkan Jabir bin Abdullah dikatakan: ”Aku pernah bepergian bersama Rasulullah saw.

Di perjalanan Rasulullah saw menghampiri dua makam yang penghuninya sama-sama disiksa.

Rasulullah saw kemudian bersabda: ’Sesungguhnya penghuni makam ini disiksa. Tidak disiksa karena dosa-dosa besar.

Melainkan seorang dari mereka karena mengumpat orang lain sedangkan orang yang kedua karena tidak membersihkan sisa kencingnya.’

Kemudian Rasulullah saw meminta satu pelepah daun kurma yang masih segar dan membelahnya menjadi dua. Lalu memerintahkan kepadaku untuk menancapkan kepada masing-masing makam tersebut, seraya berkata: ’Ingatlah bahwa siksa kedua orang itu diringankan selama kedua pelepah tersebut masih belum mengering.’”

5. Berbagai jenis ibadah yang dilakukan kerabat jenazah, jika niatnya ditujukan sepenuhnya hanya untuk memohon rahmat dari Allah SWT namun pahalanya diniatkan untuk dihadiahkan pada jenazah, maka hal ini sah-sah saja untuk dilaksanakan.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved