Berita Viral

VIRAL Citra Pulau Jawa Memerah di Awal September 2024, BMKG Ungkap Fakta Mengejutkan

Viral penampakan citra Pulau Jawa memerah di awal September 2024 hingga BMKG ungkap fakta mengejutkan.

Editor: Rizky Zulham
Dok. BMKG
Tangkap layar di laman BMKG. VIRAL Citra Pulau Jawa Memerah di Awal September 2024, BMKG Ungkap Fakta Mengejutkan. 

Kondisi tersebut menyebabkan suhu mengalami peningkatan, terutama pada siang hari.

Selain itu, panasnya suhu di Jawa disebabkan oleh posisi semu Matahari yang saat ini bergerak dari belahan Bumi utara (BBU) dan mulai mendekati khatulistiwa.

Yoga memperkirakan, Matahari berada tepat di khatulistiwa pada Senin (23/9/2024). Kondisi ini berpotensi memicu kenaikan suhu di Jawa.

“Mencapai suhu maksimum sekitar Oktober saat posisi kulminasi Matahari tepat di atas garis lintang yang sejajar dengan pulau Jawa, khususnya Jawa Tengah,” jelas Yoga.

Dia menambahkan, wilayah Jawa yang saat ini mengalami suhu paling panas berada di Jawa Tengah bagian utara.

Selain itu, wilayah pesisir dan Jawa Tengah bagian timur yang mengalami hari tanpa hujan selama lebih dari 60 hari juga mengalami kondisi serupa.

Kondisi di Jawa cerah hingga berawan

Dilansir dari laman resmi BMKG, Selasa (3/9/2024), Pusat Meteorologi Publik BMKG menyatakan, wilayah selatan Indonesia, seperti Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara didominasi cuaca cerah hingga berawan pada 3-9 September 2024.

Kendati demikian, dalam sepekan ke depan terdapat peningkatan potensi hujan di sejumlah wilayah Indonesia, khususnya di wilayah Indonesia bagian tengah dan utara ekuator.

Wilayah yang berpotensi diguyur hujan adalah Sumatera bagian utara hingga tengah, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Maluku Utara, dan Papua.

KISAH Viral Pemilik Motor Ditagih Rp 1,5 Juta untuk Bayar Harga Ganti Kopling

"Potensi hujan ini dipengaruhi oleh aktivitas fenomena cuaca global dan regional berupa aktifnya Gelombang Kelvin dan Rossby Ekuatorial," tulis BMKG.

"Selain itu, adanya daerah pertemuan dan perlambatan angin, kelembapan udara yang tinggi, serta labilitas atmosfer yang menciptakan kondisi udara labil sehingga berpotensi meningkatkan pembentukan awan hujan," tulis BMKG.

(*)

# Berita Viral

‎Ikuti saluran Tribun Pontianak di WhatsApp: KLIK DISINI

Cek Berita dan Artikel Mudah Diakses di Google News

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved