Waspada Rabies
DinkesP2KB Kapuas Hulu Pastikan Belum Ada Kasus Rabies, Ini Pencegahannya
Diharapkan masyarakat Kapuas Hulu tidak ada terpapar penyakit rabies, akibat gigitan anjing, maka dari itu marilah untuk sama-sama mencegahnya.
Penulis: Sahirul Hakim | Editor: Try Juliansyah
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, KAPUASHULU - Kabid Sumberdaya Kesehatan, Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DinkesP2KB) Kabupaten Kapuas Hulu, Kastono, menyampaikan hingga saat ini belum ada laporan terkait kasus rabies akibat gigitan anjing terpapar virus rabies.
"Alhamdulillah, sampai hari ini belum ada laporan kasus rabies di Kapuas Hulu, tahun 2023 pun hingga 2024 ini juga tidak ada kasus rabies di wilayah Kabupaten Kapuas Hulu," ujarnya kepada Tribun Pontianak, Senin 6 Mei 2024.
Diharapkan masyarakat Kapuas Hulu tidak ada terpapar penyakit rabies, akibat gigitan anjing, maka dari itu marilah untuk sama-sama mencegahnya.
"Apabila ada yang tergigit anjing segera mendatangi tim kesehatan, jangan lama-lama," ungkapnya.
Seksi Promosi Kesehatan Dan Pemberdayaan Masyarakat, Bidang Kesehatan Masyarakat, DinkesP2KB Kapuas Hulu, Selvi Dalia, menyampaikan, rabies merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus, salah satu penyakit zoonosis yaitu penyakit yang dapat menular dari hewan ke manusia.
Baca juga: Bupati Kapuas Hulu Ajak Masyarakat Jaga Alam dan Lingkungan Agar Tak Rusak
"Infeksi ini ditularkan oleh hewan yang terinfeksi penyakit rabies melalui gigitan hewan. Hewan utama sebagai penyebab penyebaran rabies adalah anjing, kelelawar, kucing, monyet dan kera," ujarnya.
Maka dari itu diimbau kepada seluruh masyarakat Kapuas Hulu, yang perlu dilakukan tindakan-tindakan kewaspadaan bersama, diantaranya adalah sebagai gejala pada hewan yang perlu diwaspadai diantaranya, air liur berlebih, gelisah, agresif, takut cahaya, takut suara, takut air, menggigit yang ada disekitarnya, dan menyendiri.
"Kalau untuk ciri-ciri dan gejala rabies pada manusia setelah masa inkubasi orang yang tertular virus rabies akan mengalami gejala demam, tubuh lesu, merasa gejala seperti flu, sakit tenggorokan, otot melemah, kesemutan atau merasa terbakar di area gigitan, sakit atau nyeri kepala, mual muntah, merasa gelisah, merasa bingung atau terancam tanpa ada penyebab," ucapnya.
Selain itu juga, ciri-ciri dan gejala rabies pada manusia setelah masa inkubasi orang yang tertular virus rabies akan mengalami gejala hiperaktif, halusinasi, insomnia atau gangguan tidur, pupil membesar, berkeringat, kesulitan menelan ketika makan atau minum, serta produksi air liur berlebih, dan air mata menetes.
"Apabila ada gejala rabies pada manusia, segera lapor ke aparat setempat, Puskesmas setempat, dan wilayah lingkup Dinas Peternakan dan Perikanan, dan Dinas terkait," ujarnya.
Kemudian, diimbau juga, meningkatkan tata cara pemeliharaan hewan pelihara yang baik khususnya pada Hewan Penular Rabies, seperti memelihara hewan dengan penuh kasih sayang, memberikan pemenuhan kebutuhan hewan pelihara makan minum, tidur dan kebutuhan hewan pelihara lainnya, rutin memeriksakan hewan peliharanya ke dokter hewan paramedik atau UPTD wilayah terdekat, melakukan pemberian vaksinasi rabies secara rutin satu tahun sekali minimal usia 4 bulan.
Untuk upaya pencegahan dan pengendalian dini apabila terjadi kasus gigitan dari Hewan penular rabies, diantaranya, segera melaporkan kepada UPTD wilayah lingkup Dinas Peternakan atau petugas teknis peternakan apabila ada kasus gigitan atau ditemukan Hewan Penular Rabies yang mencurigakan, hewan dimasukan ke dalam kandang untuk dilakukan observasi oleh dinas terkait, untuk korban dari kasus gigitan luka gigitan segera di cuci dengan air mengalir memakai sabun antiseptik selama 10-15 menit, diberi alkohol atau yodium, dan segera ke puskesmas terdekat atau rumah sakit untuk mendapatkan tindakan medis lebih lanjut.
"Apabila hewan pelihara terutama Hewan Penular Rabies diliarkan ke luar rumah wajib dibawah pengawasan pemilik hewan ataupun dengan diikat, peningkatan dan menerapkan praktek perilaku hidup bersih dan sehat saat memegang hewan dan sesudahnya agar tubuh terlindungi dari penyakit. Peningkatkan pengawasan mobilisasi hewan penular rabies. Memantau pergerakan atau lalu lintas Hewan Penular Rabies yang keluar masuk wilayah," ungkapnya. (*)
Informasi Terkini Tribun Pontianak Kunjungi Saluran WhatsApp
Ikuti Terus Berita Terupdate Seputar Kalbar Hari Ini disini
Dinas Kesehatan Kalimantan Barat Catat Lima Kasus Kematian Akibat Rabies di 2025 Ini |
![]() |
---|
Kapuas Hulu Waspada Anjing Rabies, Ini Langkah Pemda |
![]() |
---|
Harysinto Linoh Dukung Kader Siaga Rabies Dibentuk di Semua Desa se-Sintang |
![]() |
---|
Dispertabun Sintang Resmi Bentuk Kader Siaga Rabies |
![]() |
---|
Status KLB Rabies di Sintang Belum Dicabut, Vaksinasi Digencarkan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.