PLN UID Kalbar Peduli Terhadap Komunitas Pecinta Kopi Lokal, Dukung Pertumbuhan UMKM

Produk kopi 101 ini pernah menjadi juara 1 kategori kuliner pada penganugerahan Bangga Buatan Indonesia (ABBI) Tahun 2022, yang digelar di Jakarta.

Editor: Mirna Tribun
TRIBUNFILE/ISTIMEWA
Salah satu karyawan PT Freeport-McMoran menunjukkan produk kopi liberika 101 Coffee House yang telah merambah sampai ke Amerika Serikat. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - PLN sebagai salah satu BUMN yang mengedepankan prinsip Environmental, Social and Governance (ESG) dalam menjalankan proses bisnisnya yang berkomitmen mendukung pertumbuhan UMKM sebagai salah satu pilar penopang pertumbuhan ekonomi nasional.

PT PLN UID Kalimantan Barat melalui Program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) melakukan survey terhadap Komunitas Liberika Borneo (Kolibro) Kalimantan Barat di 101 Coffee House yang berlokasi di Jl. Ujung Pandang No.1, Sungai Jawi, Kec. Pontianak Kota, Rabu 24 April 2024.

Kolibro adalah komunitas pecinta kopi yang fokus pada produk kopi Indonesia terutama kopi lokal dari Kalimantan barat dengan jenis kopi liberika.

Salah satu produk yang dihasilkan adalah kopi liberika dengan Brand 101.

Produk kopi 101 ini pernah menjadi juara 1 kategori kuliner pada penganugerahan Bangga Buatan Indonesia (ABBI) Tahun 2022, yang digelar di Jakarta.

Ketua Kolibro Kalbar sekaligus pemilik 101 Coffee House Siti Masitha menjelaskan Kopi Liberika merupakan kopi asal dari Liberia Afrika Barat yang banyak tumbuh di Kalimantan Barat seperti Sambas, Kayong Utara, Rasau, Kubu Raya dan Bengkayang.

Wujud Kebersamaan dan Kepedulian, PLN Berbagi Bersama Anak Yatim dan Duafa

Kopi liberika ini memiliki kandungan cafein yang rendah sekitar 0,08 - 0,1 persen bb Sehingga aman dikonsumsi semua kalangan terutama yg mempunyai keluhan terhadap kafein.

“Kopi Liberika mempunyai keunggulan yaitu dari segi citarasa, hasil analisis kafein kopi Liberika memiliki kadar kafein relatif rendah berkisar antara 0,08 - 0,1 persen bb dari standart 0,45 sd 2 persen bb hampir sebanding dengan kadar kafein kopi Arabika (1,2 sd 1,5  persen bb)," jelas Sitha.

Sitha menerangkan seluruh produk kopi 101 dihasilkan dari proses roasting kopi yang dilakukan oleh roaster tersertifikasi dan di produksi oleh 101 Coffee House miliknya.

“Ada 14 orang yang bekerja membantu saya di 101 Coffee House dan sebanyak 6 orang adalah penyandang disabilitas, diantara mereka ada yang telah memiliki sertifikat BNSP Barista (Badan Nasional Sertifikat Profesi).” ungkap Sitha.

Produk Kopi Liberika 101 yang dihasilkan oleh 101 Coffee House telah merambah keluar negeri yaitu di Kantor Freeport Amerika Serikat sejak tahun lalu.

Sitha berharap kunjungan Tim TJSL dari PLN UID Kalimantan Barat dapat memberikan dukungan untuk pengembangan usaha para pecinta kopi sehingga dapat berkembang dan dapat memberdayakan para petani kopi lokal dan kaum disabilitas secara berkelanjutan.

General Manager PLN UID Kalimantan Barat, Joice Lanny Wantania mengatakan siap mendukung program ini yang merupakan bentuk kehadiran PLN dalam memberdayakan usaha-usaha Kecil dan menengah di tengah masyarakat.

PLN tak hanya berkomitmen pada kelistrikan tetapi juga memberikan dukungan bagi UMKM untuk bisa mandiri secara ekonomi.

“Semoga apa yang PLN UID Kalbar dan Kolibro Kalimantan Barat lakukan dapat memberikan social impact yang positif bagi Masyarakat banyak,” harap Joice. (*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved