Pengamat Ekonomi Untan Pontianak Ungkap Langkah Stabilkan Kenaikan Harga Beras
Menanggapi hal ini berikut analisis Pengamat Ekonomi Universitas Tanjungpura (Untan) Pontianak, Eddy Suratman:
Penulis: Tri Pandito Wibowo | Editor: Faiz Iqbal Maulid
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Pemerintah meminta Perum Bulog untuk membanjiri suplai beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) ke pasar-pasar tradisional hingga ritel modern.
Menanggapi hal ini, berikut analisis Pengamat Ekonomi Universitas Tanjungpura (Untan) Pontianak, Eddy Suratman:
"Sekarang masalah kita memang distribusi sehingga harus dipastikan beras SPHP ini jangan numpuk di gudang Bulog yang ada di kota di Pontianak. Tetapi harus terdistribusi ke seluruh Kabupaten/Kota.
"Pemerintah daerah Provinsi hingga Kabupaten/Kota harus serius dalam merespon kenaikan harga beras. Untuk itu, pastikan stok beras di daerah masing-masing cukup, pastikan distribusi berjalan dengan lancar dan pastikan tidak ada yang bermain (curang).
"Operasi pasar juga perlu digelar di banyak tempat dengan menambah frekuensinya. Dengan demikian stok beras cukup dan beras tersedia.
"Untuk beberapa titik yang sering terjadi kenaikan seperti saya katakan sebelumnya agar pemerintah Kabupaten/Kota mempunyai toko pengendali di titik tersebut.
• Pastikan Ketersediaan Stok Beras, Harisson Sidak ke Beberapa Retail Modern di Pontianak
"Dampaknya masyarakat memilih harga yang normal sehingga otomatis toko nakal menurunkan harganya. Ketika harga beras sudah normal maka toko pengendali tersebut harus tutup agar tidak jadi pesaing.
"Kehadiran toko pengendali ini hanya untuk menstabilkan harga tidak bertujuan mengejar untung. Langkah yang saya sampaikan ini bukan sesuatu yang baru dan pernah kita terapkan dulu, bahkan diterapkan juga di provinsi lain.
"Penting menjaga harga beras karena untuk mengendalikan inflasi. Seperti diketahui kebutuhan pokok seperti beras menjadi faktor yang ikut menentukan inflasi.
Kalau kita mampu mengendalikan inflasi, setengah dari upaya menjaga pertumbuhan ekonomi.
"Dikatakannya 50 persen pertumbuhan ekonomi di Kalbar ditopang oleh konsumsi rumah tangga, kalau konsumsi rumah tangga terganggu maka terganggu pula pertumbuhan ekonomi.
"Karena itu menjaga stabilitas harga, menjaga inflasi dengan menjaga kebutuhan pokok itu juga sebetulnya secara langsung agar pertumbuhan ekonomi kita meningkat.
• Top 3 Pontianak Hari Ini: Pria Meninggal di THM Jl Imam Bonjol, Berikut Update Harga Beras di Pasar
"Pemerintah juga jangan hanya fokusnya pada beras, beras mungkin akan bisa diatasi karena sudah ada datang pasokannya dan cukup sampai beberapa bulan ke depan. Nah hati-hati dengan komoditi lainnya, yaitu gula.
"Saya menduga, gula akan menjadi penyebab inflasi berikutnya karena menjelang lebaran kita membutuhkan permintaan gula yang lebih besar. Selain gula, juga tepung yang harus diwaspadai kenaikannya karena orang bikin kue segala macam.
"Untuk minyak, kita punya industrinya di sini lebih mudah dikontrol. Nah, gula ini kita memang impor ini dari luar provinsi jadi menurut saya yang perlu diperhatikan oleh pemerintah adalah satu bulan ke depan
"Jangan hanya fokus pada beras, tapi mulai memperhatikan komoditi lain sebagai penyebab inflasi, terutama komoditi yang banyak digunakan menjelang lebaran. Saat ini angka inflasi masih masih relatif aman karena skala inflasi baru 2 persenan, dan itu masih sesuai karena prediksi 2 hingga 4 persen.
GIMANA Cara Bedakan Beras Biasa dan Khusus Imbas Penghapusan Klasifikasi Beras Premium dan Medium |
![]() |
---|
Operasi Pasar Beras SPHP Dimulai 12 Juli, Digelar hingga Desember 2025 |
![]() |
---|
UPDATE Harga Beras Premium 26 Juli 2025: Hanya 2 Provinsi di Bawah HET |
![]() |
---|
UPDATE Harga Sembako Hari Ini di Jakarta: Bawang Merah Tembus Rp 61.950 per Kg |
![]() |
---|
Waspadai Penyalahgunaan, Bulog Sintang Selektif Salurkan Beras SPHP |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.