Apa Itu Sekolah Inklusi? Bakal Hadir 10 Sekolah Jenjang SMA/SMK Sederajat di Kalbar
Rita menargetkan ada 10 sekolah yang sudah bisa dimulai saat tahun ajaran baru pada Juli 2024 nanti.
Penulis: Anggita Putri | Editor: Faiz Iqbal Maulid
Selain guru pendamping, di Sekolah Inklusi, pelajar berkebutuhan khusus juga akan didukung dengan pendamping sebaya. Untuk pendamping sebaya, bakal diambil dari teman sekelas, yang kemudian diberikan pelatihan khusus.
“Karena kadang anak-anak itu mungkin curhatnya, lalu mau didampingi tidak oleh guru, tetapi oleh teman sekelasnya. Nanti akan ada pendamping sebaya. Ini akan kami siapkan karena pada Juli (tahun ajaran baru) kami akan menerima anak-anak disabilitas,” ucapnya.
Menurut Rita memang tidak semua lulusan SMPLB bisa masuk ke Sekolah Inklusi mengingat penyandang disabilitas cukup beragam.
Baik keterbatasan secara fisik, intelektual, mental, sensorik, netra, rungu, wicara, dan lainnya. Karena itulah perlu adanya asesmen atau seleksi untuk bisa bergabung ke sekolah umum yang sudah menerapkan inklusi tersebut.
“Ini kami harapkan menjadi salah satu (cara) peningkatan kualitas pendidikan di Kalbar. Ini juga pertama kali (di Kalbar), kami selenggarakan,” katanya.
Lalu untuk rapornya, dikatakan Rita akan ada rapor khusus.
Para penyandang disabilitas yang masuk Sekolah Inklusi juga dipastikan tak akan pernah tinggal kelas.
“Misalnya kalau anak yang normal rapornya di dalam satu materi harus memahami betul, kalau anak-anak (berkebutuhan khusus) ini nanti tidak sampai memahami secara detail. Nanti kami akan buatkan rapor khusus,” ujarnya.
Rita melihat sejauh ini memang tidak semua anak disabilitas harus masuk ke SLB karena ada yang bisa bergabung dengan anak-anak normal, meski tetap harus mendapat sentuhan yang sedikit berbeda.
Tetapi yang pasti dengan hadirnya Sekolah Inklusi, maka bisa meningkatkan kompetensi anak disabilitas tersebut.
“Kami ingin angkat mereka ini sama posisinya dengan anak-anak yang normal. Sehingga dengan bergabung dengan anak yang normal, saya harapkan mereka setelah keluar dari satuan pendidikan bisa mandiri, dan bisa lebih memiliki kompetensi. Mudah-mudahan ikhtiar kami ini berhasil,” harapnya.
Untuk itu Rita juga mengajak pemerintah daerah kabupaten/kota se-Kalbar, agar menerapkan hal serupa.
Terutama untuk jenjang pendidikan Sekolah Dasar (SD), dan SMP yang menjadi kewenangan pemerintah kabupaten/kota, diharapkan juga bisa menerapkan inklusi.
“Mudah-mudahan setelah kami mengadakan Sekolah Inklusi, juga ada SD inklusi, SMP inklusi, jadi bisa terus naik jenjang, dari SD dan SMP inklusi, kemudian melanjutkan ke SMA dan SMK inklusi,” pungkasnya.
Menanggapi Sekolah Inklusi ini, Anggota DPRD Kalimantan Barat,
• Kronologi Kecelakaan Maut yang Tewaskan 2 Anak di Jalan Khatulistiwa Pontianak
45 Anggota DPRD Kota Pontianak Periode Masa Jabatan 2024-2029 di 5 Dapil |
![]() |
---|
Kejaksaan Negeri Sambas Musnahkan Barang Bukti 39 Perkara Inkrah |
![]() |
---|
Polres Sekadau Tekankan Peran Binmas dalam Peringatan Hari Anak Nasional 2025 |
![]() |
---|
Penutupan Hotel Dangau Singkawang Bukan Karena Masalah, Tapi Sudah Dijual |
![]() |
---|
Polwan Polres Singkawang Ziarah ke Taman Makam Pahlawan, Kenang Jasa Pahlawan di Hari Jadi ke-77 |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.