Walhi Kabar Sebut Wacana Pengolahan Air Limbah di Pontianak Jangan Sampai Mengulang Kegagalan

"Namun demikian, rencana pengolahan gas metan yang dikabarkan mendapat dukungan pihak luar negeri kala itu hingga kini malah raib tanpa kabar," ungkap

TRIBUNPONTIANAK/ISTIMEWA
Hendrikus Adam, Kepala Divisi Kajian dan Kampanye WALHI Kalbar. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Wali Kota Pontianak, Edi Kamtono menyatakan bahwa ke depan Pemerintah Kota Pontianak akan membuat pengolahan limbah menjadi air bersih dengan pembiayaan yang dikucurkan oleh Asian Development Bank sebesar 1,2 triliun.

Menanggapi hal tersebut, Kepala Divisi Kajian dan Kampanye Walhi Kalbar, Hendrikus Adam mengungkapkan wacana tersebut jangan sampai wacana pengolahan air limbah menjadi air bersih tersebut mengulang kegagalan.

"Wacana ini jangan sampai mengulang kegagalan seperti pengolahan sampah di TPA Batu Layang menjadi gas metan," katanya kepada tribunpontianak.co.id Rabu, 20 Desember 2023.

Dikatakan Adam, sebagaimana diketahui sebagai Wakil Walikota kala itu beliau (Bapak ERK) mengungkap bahwa pengolahan sampah TPA Batu Layang berpotensi menghasilkan 1,5 juta ekuivalen gas karbon dioksida (CO2) menjadi gas metan saat diteliti oleh jajaran Pemkot Boras-Swedia tahun 2014.

"Namun demikian, rencana pengolahan gas metan yang dikabarkan mendapat dukungan pihak luar negeri kala itu hingga kini malah raib tanpa kabar," ungkapnya.

Peringati Hari Ibu ke-95 Diakhir Masa Jabatannya, Ini Pesan Yanieta Arbiastutie dan Norhasanah

Selain itu, ia menuturkan bantuan pembiayaan untuk suatu program memang selalu dinanti dan diharapkan, terlebih bila bantuan tersebut berasal dari pembiayaan non pendapatan daerah.

Namun demikian, ia menilai pengolahan air limbah menjadi air bersih yang direncanakan melalui pembiayaan didukung ADB mengesankan bahwa Pemerintah Kota Pontianak tidak konsisten dengan apa yang telah diusahakan selama ini melalui Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Khatulistiwa yang sudah ada.

"Selama ini, akses air melalui jaringan PDAM dapat diakses warga Kota Pontianak hanya saja memang hingga saat ini belum layak konsumsi. Selain itu juga terkadang tidak lancar mengalir pada jam-jam tertentu dan di saat kemarau bahkan bisa terhenti mengalir untuk beberapa waktu lamanya," jelasnya.

Lebih lanjut, Adam juga mengatakan penggunaan air PDAM masih sebatas digunakan untuk keperluan mandi, cuci dan kakus (MCK) oleh warga.

"Bila Pemkot konsisten, alangkah baiknya dan menarik bila air PDAM yang telah tersedia semakin ditingkatkan kualitasnya untuk diolah menjadi layak konsumsi. Selain itu semakin ditingkatkan agar lancar mengalir meski kala musim kemarau sekalipun," kata Adam.

Di samping itu, dirinya menyebutkan air baku untuk konsumsi di Kota Pontianak disediakan melalui usaha yang dikelola warga melalui kepemilikan depot air minum isi ulang (DAMIU) maupun dalam bentuk air kemasan pada umumnya.

"Padahal hak atas air bersih merupakan hal yang mendasar. Mengolah air limbah memang suatu hal yang tidak biasa. Namun demikian, ketimbang mengolah air limbah, akan baik dan menarik bila dapat meningkatkan kualitas air PDAM agar lebih layak konsumsi," ungkapnya.

"Selain itu juga akan lebih baik bila mendirikan penampungan air bersih seperti air hujan, maupun air pegunungan pada sejumlah penjuru wilayah kota Pontianak untuk pemenuhan kebutuhan air bersih bagi warga manakala terjadi krisis air terutama di musim kemarau," tambahnya. (*)

Ikuti Terus Berita Lainnya di Sini

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved