Update Kasus DBD di Kota Pontianak, Dinkes Imbau Jaga Lingkungan Berantas Sarang Nyamuk

Secara keseluruhan, Se-Kalbar semuanya ada kenaikan. Tapi alhamdulillah berkat peran semuanya, masyarakat juga pemerintah kasus ini kita di ranking 8

Penulis: Tri Pandito Wibowo | Editor: Try Juliansyah
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/Maskartini
Sub Koordinator Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kota Pontianak, M Ridwansyah. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Tren peningkatan kasus Demam Berdarah atau DBD mengalami peningkatan sejak Februari 2023.

Sub Koordinator Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kota Pontianak, M Ridwansyah mengatakan Dinas Kesehatan Kota Pontianak sudah melakukan berbagai upaya untuk menekan lonjakan angka kasus.

"Langkah-langkah sudah kita ambil, Dinkes Kota Pontianak sudah melihat trend dari Februari dan mulai naik sedikit-sedikit. Februari kita surati Puskesmas, pada Mei kita surati lagi terkait kewaspadaan DBD ke seluruh camat, supaya ada partisipasi masyarakat peran serta dalam penanganan DBD," ujarnya usai Rapat Penanggulangan DBD bersama DPRD Kota Pontianak, Rabu 6 September 2023.

Data Dinkes Kota Pontianak diakui Ridwansyah sampai Agustus ada 82 kasus DBD terlapor di Kota Pontianak.

"Secara keseluruhan, Se-Kalbar semuanya ada kenaikan. Tapi alhamdulillah berkat peran semuanya, masyarakat juga pemerintah kasus ini kita di ranking 8," ujarnya.

Saat ini kata Ridwansyah, kebersihan air masyarakat jika dipersentasekan berkisar diangka 80 persen, artinya sudah cukup baik. Namun lingkungan yang tidak bersih kata dia lebih mempengaruhi perkembangan nyamuk DBD.

Baca juga: Ratusan Warga Ketapang Mengungsi, Harisson Tegas Akan Tanggulangi Karhutla

"Kalau ke Puskesmas, kita menekankan untuk Pemberantasan Sarang Nyamun (PSN), ketika ada berita masyarakat langsung melakukan pengecekan ke lapangan. Jika banyak ban bekas, ember-ember plastik, air untuk nyiram bunga tapi sampai seminggu nggak habis-habis akhirnya jentik banyak," ujarnya.

Ia menyampaikan fogging dalam pengentasan DBD ini bukan penanganan yang utama, tetapi lingkungan yang bersih adalah yang utama.

"Jadi yang utama ini lingkungan tempat tinggal. Hari ini kita koordinasi, DPRD ingin melihat apa yang sudah dilakukan," ujarnya.

Terkait rumah sakit yang tidak bisa menampung pasien kata dia bukanlah murni kasus DBD. Apalagi Rumah Sakit di Kota Pontianak kata Ridwan menerima rujukan.

"Kasus-kasus kemarin heboh itu bukan warga Pontianak. Rumah Sakit kita sering menerima pasien luar misalnya Kubu Raya hanya memiliki beberapa rumah sakit dan kondisinya ada yang jauh," ujarnya. (*)

Ikuti Terus Berita Terupdate Seputar Kalbar Hari Ini Di sini

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved