BPBD Kalbar Catat 46 Titik Panas, Daniel: Kabupaten Sanggau Terbanyak

Segenap anggota dari BPBD Provinsi Kalbar telah melaksanakan patroli di darat dan juga melalui Satgas Udara melakukan Patroli Udara

|
Editor: Jamadin
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/Istimewa
Ketua Satgas Informasi Bencana BPBD Provinsi Kalimantan Barat, Daniel. Ia mengatakan dari hasil analisis BMKG menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki parameter M=4.0. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK, TRIBUN - Ketua Satgas Informasi Bencana BPBD Provinsi Kalimantan Barat, Daniel mengungkapkan berdasarkan data terakhir terdapat sebanyak 46 titik panas di sebagian wilayah Kalimantan Barat dan terbanyak di Kabupaten Sanggau.

"Hari ada 46 titik panas dan terbanyak ada di Kabupaten Sanggau yakni 31 titik panas," katanya kepada Tribun saat dikonfirmasi pada Minggu 16 Juni 2023.

Ia juga mengatakan, untuk mengantisipasi meluasnya Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla), seluruh BPBD Provinsi, Kabupaten/Kota telah melakukan pemantauan baik di darat maupun udara.

"Segenap anggota dari BPBD Provinsi Kalbar telah melaksanakan patroli di darat dan juga melalui Satgas Udara melakukan Patroli Udara," jelasnya.

BPBD Kalbar Lakukan Evaluasi Daerah Rencana Operasi Penanggulangan Karhutla Menggunakan Helikopter

Tak hanya itu, upaya pemadaman juga telah dilakukan melalui jalur udara dengan menggunakan pesawat helikopter di wilayah Desa Sungai Bulan, Sungai Raya, Kubu Raya.

Upaya pemadaman dengan menggunakan pesawat helikopter tersebut dilakukan karena tak adanya sumber air sekitar lokasi kejadian.

"Helikopter Water Bombing juga telah dikerahkan karena mengingat sumber air di lokasi terbakar tidak ada dan Puji Tuhan lahan yang sempat terbakar sudah berhasil dipadamkan," tuturnya.

Daniel menjelaskan pihaknya saat ini telah melakukan Evaluasi Daerah Rencana Operasi penanggulangan Karhutla dengan menggunakan pesawat helikopter.

"Baru saja dilakukan operasi pemadaman dengan cara Water Boombing menggunakan pesawat helikopter di Desa Sungai Bulan, Kecamatan Sungai Raya, Kabupaten Kubu Raya," katanya.

Upaya tersebut dilakukan lantaran sumber air di sekitar lokasi kejadian tak memiliki sumber air yang cukup. "Helikopter Water Bombing dikerahkan karena mengingat sumber air di lokasi terbakar tidak ada," katanya.

Namun demikian, setelah melakukan Water Boombing lahan yang sempat terbakar berhasil di kendalikan dan padam. "Puji Tuhan lahan yang terbakar sudah padam," jelasnya.

Namun demikian, ia juga mengimbau kepada seluruh masyarakat yang memiliki lahan untuk tidak membakar saat kondisi angin sedang kencang.

"Sebaiknya memang tidak membakar pada saat angin kencang, dan tidak boleh meninggalkan lahan yang diolah pada saat api masih menyala. Pastikan api telah padam baru tinggalkan lahan," tutupnya.

Waspada Gelombang Tinggi

Pada periode ini pola angin di wilayah Indonesia bagian Barat umumnya bergerak dari Tenggara ke Barat daya dengan kecepatan angin berkisar 6-30 knots.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved