Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2023, Wako Edi Kamtono Beberkan Persoalan Sampah di Pontianak

Hal itu pula yang dialami Kota Pontianak, yang mana pertumbuhan penduduknya mendekati 700 ribu jiwa.

Penulis: Muhammad Firdaus | Editor: Faiz Iqbal Maulid
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/Prokopim Pemkot Pontianak
Wali Kota Pontianak Edi Kamtono menyerahkan tempat sampah secara simbolis kepada warga, di Bank Sampah Palem Asri, Jl Puskesmas, Pal IV, Pontianak Kota, Minggu 25 Juni 2023. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Pontianak menggelar agenda puncak peringatan Hari Lingkungan Hidup se-Dunia di Bank Sampah Palem Asri, Jl Puskesmas, Pal IV, Pontianak Kota, Minggu 25 Juni 2023.

Dalam kesempatan sambutannya, Wali Kota Pontianak, Edi Kamtono mengatakan persoalan sampah menjadi masalah yang dihadapi setiap daerah terutama wilayah perkotaan.

Tingkat pertumbuhan penduduk yang terus merangkak naik diikuti lonjakan produksi sampah, baik yang berasal dari rumah tangga maupun pelaku usaha.

Hal itu pula yang dialami Kota Pontianak, yang mana pertumbuhan penduduknya mendekati 700 ribu jiwa.

Jumlah populasi demikian menghasilkan produksi sampah dengan rerata volume 400 ton per hari.

Kadinsos Pontianak Sambut Baik Raperda Pelayanan Sosial Bagi Masyarakat Miskin

Jika dihitung per individu, setiap orang memproduksi sampah antara 0,5 - 0,7 kilogram per hari.

Lonjakan sampah bertambah terutama saat memasuki musim buah seperti sekarang ini.

Edi Kamtono menjelaskan, pemerintah pusat telah membuat regulasi bahwa tahun 2030, sampah yang dikelola harus bisa ditekan minimal 30 persen.

Sampah yang diproduksi di Kota Pontianak didominasi sampah organik dengan kisaran 60 hingga 70 persen, selebihnya campuran seperti plastik, kertas dan jenis sampah lainnya.

Untuk itu Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak menggaungkan agar sampah-sampah itu habis tanpa perlu dibuang di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) terutama sampah organik.

"Yang menjadi persoalan adalah sampah plastik yang baru terurai hingga ratusan tahun lamanya. Sehingga sekarang sudah  mulai banyak upaya mengelola sampah-sampah plastik menjadi bijih plastik atau bahan bakar minyak," jelas Wako Edi Kamtono.

Menurut Edi, pengelolaan sampah yang paling baik adalah sistem pemilahan sampah, antara sampah organik dan anorganik.

Sampah organik bermanfaat untuk komposting, gas metan dan sebagainya.

Sedangkan anorganik seperti plastik, kertas dan sejenisnya bisa didaur ulang melalui konsep 3R.

Menurut Edi Kamtono, keberadaan Bank Sampah salah satunya sebagai upaya mengurangi produksi sampah, termasuk bank-Bank Sampah mini yang ada di sekolah-sekolah.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved