Event Kolase Jurnalis Camp 2025 Momentum Perkuat Kolaborasi dan Diskusi Lingkungan
Mengusung tema “Ragam Hayati sebagai Kekuatan Kita Bersama”, kegiatan ini menegaskan pentingnya peran media dalam membangun kesadaran publik terhadap
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Kolase Jurnalis Camp 2025 hadir sebagai ruang silaturahmi dan diskusi antarjurnalis, konten kreator, akademisi, komunitas, serta pemerhati lingkungan untuk merumuskan langkah nyata menjaga kelestarian alam.
Mengusung tema “Ragam Hayati sebagai Kekuatan Kita Bersama”, kegiatan ini menegaskan pentingnya peran media dalam membangun kesadaran publik terhadap isu lingkungan.
Kegiatan yang digelar oleh Kolase.id ini menghadirkan berbagai narasumber yang menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam menjaga kelestarian keanekaragaman hayati, terutama di Kalimantan Barat yang dikenal sebagai salah satu daerah dengan kekayaan ekosistem tropis terbesar di Indonesia.
“Ragam hayati adalah aset kita bersama. Dengan menjaga lingkungan, kita tidak hanya melestarikan alam tetapi juga memastikan keberlangsungan hidup generasi mendatang,” kata Founder Yayasan Kolase, Andi Fachrizal dalam Pembukaan KJC 2025 di Pontianak, Jumat malam.
Selain sesi diskusi, Kolase Jurnalis Camp 2025 juga menggelar kegiatan camping yang bertujuan memperkuat kebersamaan dan membangun jejaring antarjurnalis dalam suasana lebih akrab.
Peserta tidak hanya diajak berdiskusi, tetapi juga melakukan aktivitas lapangan untuk mengenal lebih dekat kondisi alam yang perlu dijaga.
• Perkuat Sinergi dengan Media, Polres Sanggau Gelar Rapat Koordinasi Humas dan Jurnalis Lokal
Ajang ini diharapkan menjadi momentum berharga untuk melahirkan ide, strategi, serta kolaborasi baru dalam upaya menjaga lingkungan.
Dengan semangat kebersamaan, para jurnalis di Kalimantan Barat diyakini dapat memainkan peran penting sebagai agen perubahan dalam mewujudkan pembangunan berkelanjutan yang ramah lingkungan.
“Kita datang dengan misi besar. KJC 2025 adalah ruang kolaborasi untuk memperkuat narasi dan aksi nyata menjaga ragam hayati. Kita ingin memastikan isu ini tidak berhenti di ruang diskusi, tapi menjelma jadi gerakan bersama,” kata Andi.
Menurutnya, kegiatan ini juga menjadi momentum penting karena berlangsung di Kampung Caping, salah satu kawasan percontohan kota yang berhasil melakukan penataan lingkungan melalui partisipasi warga.
“Kampung Caping sudah menunjukkan bahwa pengelolaan lingkungan berbasis komunitas bisa berjalan dengan baik. Ke depan, kami ingin praktik baik ini ditransformasikan ke kawasan lain yang masih menghadapi tantangan sampah dan degradasi lingkungan,” ujarnya.
Selama tiga hari, KJC 2025 menghadirkan beragam agenda, mulai dari workshop fotografi dan menulis, pemutaran film dokumenter bersama sutradara muda asal Kalbar, hingga diskusi ekosistem dan keadilan pengelolaan sumber daya alam.
Selain itu, peserta juga mengikuti Atraksi musik bertema alam, Kampanye publik “Bersihkan Kapuas: Jangan Ada Sampah di Antara Kita” sebagai upaya mengurangi pencemaran sungai, Workshop motivasi dan soft skill bersama praktisi dari Jakarta, dan sesi konsolidasi media untuk memperkuat narasi lingkungan di ruang digital.
Andi menegaskan, kegiatan ini bukan sekadar pertemuan tahunan, tetapi langkah awal menuju kerja kolaboratif lintas sektor.
“Isu lingkungan tidak bisa ditangani satu pihak. Kita butuh jurnalis untuk menyuarakan, kreator konten untuk menggaungkan, pemerintah untuk membuat kebijakan, dan masyarakat adat untuk menjaga kearifan lokal,” ucapnya.
Wali Kota Singkawang Sambut Kehadiran Arsitek, Bahas Masa Depan Kota 50 Tahun ke Depan |
![]() |
---|
Kuasa Hukum Tersangka A, Ajukan Gelar Perkara Khusus ke Polda Kalbar |
![]() |
---|
MTQ XXIII Kalbar di Kapuas Hulu Hari Ini Sudah Masuk Final |
![]() |
---|
Tim Pesparani Katolik Sintang Mulai Latihan Intensif Menuju Pesparani Provinsi |
![]() |
---|
TNI Bersama Warga Gelar Bakti Sosial di Sungai Pinyuh, Akses Jalan Menuju TPU Dibangun |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.