Saat Gaji Polisi Indonesia Dianggap Tak Mampu Untuk Bergaya Hidup Mewah

Gaji maupun Tunjangan polisi di Indonesia bertolak berlakang hingga disandingkan dengan gaya hidup mewah yang sering ditampilkan ke publik.

Editor: Rizky Zulham
NET/ISTIMEWA
Ilustrasi polisi. Saat Gaji Polisi Indonesia Dianggap Tak Mampu Untuk Bergaya Hidup Mewah. 

Achiruddin yang berpangkat AKBP (golongan perwira menengah), memiliki rumah yang mewah. Selain itu, Achiruddin juga memiliki Jip hingga motor gede (moge).

Rumah mewah hingga moge tersebut bahkan tidak tercatat dalam Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) miliknya.

Gaji ke-13 PNS TNI Polri dan Pensiunan Batal Cair di 2023, Simak Pernyataan Resmi Pemerintah

Lalu, ada juga AKBP Bambang Kayun yang ditangkap KPK karena diduga menerima suap dalam kasus pemalsuan surat perebutan hak ahli waris PT Aria Citra Mulia (ACM).

Saat melakukan penggeledahan terhadap aset-aset milik Kayun, KPK mendapati perwira Polri tersebut memiliki aset sebesar Rp 12,7 miliar.

Jika melihat gaji resmi Polri, seorang jenderal pun hanya bisa meraup puluhan juta rupiah setiap bulannya, itupun sudah ditambah dengan tunjangan jabatan yang diterima.

Secara umum, Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Humas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan menyampaikan bahwa pimpinan Polri terus mengingatkan jajarannya dan keluarganya agar tidak bergaya hidup mewah.

"Tapi secara umum bahwa berkali-kali pimpinan Polri ya baik Kapolda maupun Kapolres, sudah meneruskan kepada jajaran agar tidak berhidup mewah. kita tidak boleh bergaya hidup hedon, ya sudah kita sampaikan," ujar Ramadhan di Mabes Polri, Jakarta, Kamis (16/3/2023).

Ramadhan mengatakan, Divisi Humas juga telah mengeluarkan instruksi Penerangan Satuan (Pensat) terhadap jajarannya agar anggota Polri keluarga, termasuk istri dan anak-anaknya, tetap menjaga gaya hidup atau tidak bergaya hidup yang bermewah-mewahan.

"Dan tentu ada sanksi bagi yang melanggar, termasuk sanksi terhadap anggota tersebut bila keluarganya melanggar," ujarnya.

Reformasi di kepolisian dipertanyakan
Pengamat kepolisian dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) Bambang Rukminto mengatakan, kasus-kasus kekayaan polisi sampai saat ini masih marak. Dia menduga, para polisi bisa menjadi kaya dengan melakukan pelanggaran atau menyalahgunakan wewenangnya.

"Mengapa kasus-kasus seperti itu masih marak? Karena formasi yang ada di kepolisian diisi oleh kelompok-kelompok pro status quo, pro kemapanan akibat pelanggaran-pelanggaran," ujar Bambang saat dimintai konfirmasi, Rabu (3/5/2023).

Bambang ragu reformasi di kepolisian bisa terjadi. Sebab, polisi-polisi yang pro status quo ini masih mendominasi di jabatan-jabatan strategis.

Sementara itu, polisi yang masuk ke dalam kelompok progresif tidak mendapat peran atau jabatan, sehingga tidak bisa berbuat banyak.

Tajir Melintir! Ternyata Segini Gaji dan Tunjangan AKBP Achiruddin Hasibuan Per Bulan

Pakai gaji resmi dianggap tak mungkin bisa mewah-mewahan

Bambang menyindir kalau perintah Kapolri agar jajarannya tidak bergaya hidup mewah hanya bentuk retorika saja. Sebab, elite-elite di Polri saja masih menjadi bagian dari kelompok pro status quo yang ikut bergaya hidup hedon yang berbiaya mahal.

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved