Karyawan Kembali WFO Setelah Hadapi Masa Pandemi, Berpotensi Mengalami Commuting Stress, Apa itu?

Perjalanan yang lebih lama secara sistematis dikaitkan dengan tingkat kesejahteraan yang lebih rendah.

|
Editor: Jimmi Abraham
Kompas
Ilustrasi WFO - Berikut ini penjelasan mengenai stres perjalanan atau Commuting Stress. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Setelah pandemi virus corona (Covid-19) mereda, masyarakat, terutama yang tinggal di kota besar, tentu saja mulai menghadapi masalah baru, yaitu stres perjalanan atau Commuting Stress.

Sadarilah bahwa perjalanan Anda yang penuh tekanan justru dapat memengaruhi kesehatan fisik dan mental Anda untuk "tetap waras".

Perjalanan yang lebih lama secara sistematis dikaitkan dengan tingkat kesejahteraan yang lebih rendah.

Perjalanan juga memiliki biaya psikologis dan sosial yang sangat besar.

Ini bisa menjadi penyebab utama stres karena ketidakpastian dan rasa kehilangan kendali.

7 Manfaat Bernyanyi Bagi Kesehatan Tubuh dan Mental

Dikutip dari laman parapuan.co, Jumat 1 April 2023 bepergian dianggap sebagai salah satu aktivitas paling tidak menyenangkan dalam hidup dan dicap sebagai "stres yang tidak berguna".

Bepergian dapat memicu kebosanan, isolasi sosial, kemarahan, dan frustrasi karena masalah seperti lalu lintas atau penundaan.

Satu studi yang dilakukan pada 2004 menemukan bahwa perjalanan pulang pergi merupakan aktivitas yang paling tidak memuaskan dari semua jenis aktivitas sehari-hari.

Ini ditemukan dalam sampel hampir seribu wanita yang bekerja.

Di Indonesia, kegiatan pergi ke kantor seharusnya bisa dilakukan lebih nyaman, namun kemacetan selalu menjadi permasalahan utama khususnya di wilayah Jabodetabek.

Berbagai perubahan yang terjadi selama masa pandemi membuat karyawan kerap melakukan berbagai adaptasi dan menimbulkan stres.

Apa itu Virus Marburg? Diperingatkan oleh Kemenkes, Belum Ada Pengobatan

Terlebih bagi mereka yang kini kembali Working from Office (WFO) secara penuh maupun hybrid.

Sebagai perusahaan yang fokus dalam pengembangan manusia, baik secara personal maupun organisasi, Remedi Indonesia turut berkontribusi pada kesehatan mental dengan mengadakan Meditasi Melepas Stress secara rutin, setiap Selasa malam.

Psikolog Klinis dan Head of Operations Employee Assistance Program (EAP) dari Remedi Indonesia, Iswan Saputro mengatakan bahwa kemacetan telah membuat karyawan merasa tertekan karena harus kembali menghadapi kondisi jalanan yang menantang setiap harinya.

Ini tentu saja dapat berdampak buruk pada performa perusahaan yang ditopang kinerja karyawan.

Halaman
12
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved