Kisah Inspiratif

Kisah Ibu di Singkawang Sukses dari Jualan Lelong, Sudah Haji hingga Beli Mobil

Di tengah larangan tersebut, mau tak mau harus diakui bisnis Pakaian Bekas atau di Kota Pontianak dikenal dengan lelong cukup memberikan cuan.

|
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/Zulfikri
Ruko tempat usaha lelong Hj. Siti Khadijah, Jum'at 17 Maret 2023. Hj. Siti menjelaskan bisa kuliahkan 3 anak ke Australia dari hasil lelong. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Pemerintah melarang bisnis Pakaian Bekas impor. Larangan tersebut tertulis dalam Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) No 18 Tahun 2021, tentang Barang Dilarang Ekspor dan Barang Dilarang Impor. Dalam Pasal 2 Ayat 3 tertulis bahwa barang dilarang impor, salah satunya adalah berupa kantong bekas, karung bekas, dan pakaian bekas.

Namun, nyatanya pelaku usaha yang menjual pakaian bekas impor semakin menjamur. Ini selaras dengan peminatnya yang semakin banyak, terlebih di kalangan anak muda.

Hingga akhirnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberi penegasan soal thrifting impor. Presiden menilai bisnis impor pakaian bekas sangat mengganggu industri tekstil dalam negeri.

"Sudah saya perintahkan untuk mencari betul. Dan sehari, dua hari sudah banyak yang ketemu. Itu mengganggu industri tekstil di dalam negeri. Sangat mengganggu," ujar Jokowi di Istora Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta, Rabu 15 Maret 2023 lalu.

Di tengah larangan tersebut, mau tak mau harus diakui bisnis Pakaian Bekas atau di Kota Pontianak dikenal dengan lelong cukup memberikan cuan bagi pelakunya.

Kisah Hj Siti Khadijah Pengusaha Lelong di Singkawang, Kuliahkan 3 Anak ke Australia

Kisah Siti Khadijah

Salah satu pengusaha lelong yang cukup sukses adalah Hj Siti Khadijah dari Kota Singkawang. Ia mengungkapkan bisa kuliahkan tiga anaknya ke Australia dari hasil berjualan lelong.

Tak hanya itu, pengusaha yang sudah berjualan selama 32 tahun ini sudah menunaikan ibadah umrah dan ibadah haji.

"Beli tanah bangun rumah toko dua pintu yang saat ini buat jualan. Saya pergi haji tahun 2004, dan umrah tahun 2009. Bisa beli mobil, motor, anak saya ada 6. Tiga di antaranya kuliah di Australia," ungkapnya saat ditemui TribunPontianak.co.id, Jumat 17 Maret 2023.

Ia menceritakan awal merintis bisnis nya dengan bermodalkan uang Rp100.000 pada tahun 1991. Dengan modal tersebut ia berbelanja ke Pontianak menggunakan transportasi umum.

"Awal ngerintisnya dengan modal Rp100 ribu, dapat satu karung pakaian, bukan satu bal. Pakai bus saya beli ke Pontianak. Dulu belum ade duit buat beli satu bal, barangnya dari Singapura, 32 tahun lalu," paparnya.

"Dapat untung belanjakan lagi ke Kota Pontianak saya bang pake bis lagi," tambahnya.

Pengusaha yang akrap dipanggil Hj Siti ini menyampaikan menjadi pengusaha lelong karena senang dan memegang kunci kejujuran agar usahanya lancar.

"Untuk mastikan barangnya bagus atau tifak tak bisa. Kita ibarat beli kucing dalam karung, harus pandai-pandai. Pokoknya yang penting saya senang, yang penting ada kemauan, semangat dan jujur," ucapnya.

Ia mengaku hanya mengambil untung sedikit saja.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved