BPS: Pengangguran di Sambas Meningkat, Lapangan Kerja Sempit dan Angka Putus Sekolah Tinggi

"Holtikultura misalnya seperti tanaman jeruk, buah naga, dan buahan dan sayur mayur lainnya selain itu padi. Kontribusi beras Kabupaten Sambas tercata

Penulis: Imam Maksum | Editor: Rivaldi Ade Musliadi
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/IMAM MAKSUM
Kepala BPS Kabupaten Sambas, Muhammad Suudi. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SAMBAS - Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Sambas mencatat angka pengangguran dari 2021 meningkat pada tahun 2022 di Kabupaten Sambas. Pengangguran naik dari 3,97 persen pada 2021, menjadi 5,08 persen di tahun 2022.

Peningatan pengangguran disebabkan sejumlah faktor diantaranya sempitnya lapangan usaha dan angka putus sekolah yang tinggi di Kabupaten Sambas.

"Pengangguran di Kabupaten Sambas sejak tahun 2022 ini meningkat, hal ini disebabkan kurangnya lapangan usaha. Artinya harus dibangun lapangan usaha yang lebih luas khususnya industri pengolahan," kata Kepala BPS Kabupaten Sambas Muhammad Suudi, Selasa 14 Maret 2023.

Muhammad Suudi mengatakan industri pengolahan mesti dibangun sebab bahan baku yang tersedia di Kabupaten Sambas ini begitu banyak. Contohnya kata dia, tanaman holtikultura seperti jeruk, buah naga dan sayur mayur.

"Holtikultura misalnya seperti tanaman jeruk, buah naga, dan buahan dan sayur mayur lainnya selain itu padi. Kontribusi beras Kabupaten Sambas tercatat 23 persen sampai 24 persen untuk Kalbar," katanya.

Siswa SD dan SMP di Sambas Pulang Awal, Selama Ramadan Setiap 1 Jam Pelajaran Dipotong 5 Menit

Dia mengatakan, kontribusi dan produksi padi Kabupaten Sambas ini juga peluang untuk membuka industri pengolahan misalnya penggilingan padi berskala besar. Hal itu, kata dia akan menyerap tenaga kerja.

Lebih lanjut, Muhammad Suudi berujar penduduk Kabupaten Sambas berusia rentang 13 tahun sampai 15 tahun atau usia pelajar SMP mengalami peningkatan putus sekolah. Bahkan hal yang sama juga terjadi untuk rentang usia 16-18 tahun.

"Usia SMP itu angka putus sekolahnya meningkat sehingga dia tidak bekerja dan tetap menganggur. Usia SMA atau rentang usia 16-18 tahun putus sekolahnya meningkat. Ini menyebabkan angka pengangguran kita menjadi naik.

Dia mengungkapkan, angka pengangguran di Kabupaten Sambas naik dari tahun 2021 sebesar 3,97 persen menjadi 5,08 persen di tahun 2022.

"Harus membangun mindset bahwa anak-anak itu harus sekolah tinggi. Ada banyak orang Sambas yang pintar tetapi banyak juga yang tinggal di luar dan bekerja di luar," katanya. (*)

Ikuti Terus Berita Lainnya di Sini

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved