Kelola Sampah Menjadi Berkah Lewat Bank Sampah Rumput Hias Pontianak

Selain ketertarikannya terhadap lingkungan, Muhayati mendirikan bank sampah ini untuk dapat memberikan manfaat pada masyarakat

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/Jovanka Mayank Candri
Ketua Bank Sampah Rumput Hias, Muhayati 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Guna atasi masalah sampah di Kota Pontianak, berbagai upaya terus dilakukan, salah satunya oleh Bank Sampah Rumput Hias yang berada di bawah binaan Dinas Lingkungan Hidup Kota Pontianak.

Bank Sampah Rumput Hias terletak di Jalan Petani, Gang Berkat Usaha No.53, Pontianak, Kalimantan Barat. Bank Sampah Rumput Hias berdiri sejak 29 Maret 2018.

Ketua Bank Sampah Rumput Hias Muhayati mengaku bahwa pihaknya aktif mengelola sampah anorganik ekonomis seperti kertas, buku, plastik, seng, besi, aluminium, botol dan lain sebagainya.

"Awal mula mengenal bank sampah dari media sosial. Sebelumnya saya punya usaha di kantin SD 34 Pontianak Kota, kebetulan di kantin itu saya juga sebagai koordinator untuk sekolah Adiwiyata, dari situ lah saya mengenal dunia bank sampah," terangnya, Kamis 9 Maret 2023.

Dikatakannya, penamaan Bank Sampah Rumput Hias juga memiliki filosofi yakni karena Muhayati seorang penduduk asal yang sudah tinggal lama di Jalan Petani dan rata-rata usaha penduduk asal di Jalan Petani bergerak di bidang rumput hias.

Baca juga: Pemprov Kalbar Sudah Usulkan Terkait PPPK Tahun 2023 Kepada Kemenpan RB

Selain ketertarikannya terhadap lingkungan, Muhayati mendirikan bank sampah ini untuk dapat memberikan manfaat pada masyarakat, agar ada pergerakan-pergerakan yang memberikan feedback untuk lingkungan sekitar.

Muhayati menyampaikan pada awalnya, masyarakat sekitar tidak memiliki pengetahuan dan perhatian soal tata kelola sampah. Penduduk di sekitar cenderung memandang sebelah mata gerakan dari Bank Sampah.

Menurutnya manfaat dengan menabung di bank sampah sangat banyak, nasabah turut serta dalam membantu melestarikan lingkungan dan mendukung pengelolaan lingkungan yang bersih dan sehat.

"Nasabah yang menabung juga mendapatkan nilai ekonomi, jika nasabah menyedekahkan sampahnya, maka amal baik semakin bertambah," katanya.

Sampah yang disedekahkan tabung akan didaur ulang kembali menjadi produk lainnya, serta limbah Minyak Goreng Bekas / Jelantah akan didaur ulang menjadi Biodiesel yang ramah lingkungan, bukan dioplos jadi minyak goreng yang berbahaya untuk kesehatan.

"Manfaat bank sampah Insyaallah besar bagi masyarakat, kalau mereka rajin menabung maka hasil yang akan mereka dapatkan juga banyak," ujarnya.

Ia menyampaikan untuk membuat masyarakat mengenal bank sampah bisa melalui organisasi-organisasi, kebetulan Muhayati juga banyak aktif tergabung dalam organisasi, kelompok UMKM dan sebagainya.

Selain organisasi, masyarakat mengenal bank sampah miliknya lewat mulut ke mulut serta media sosial.

Muhayati memaparkan ada tiga sistem untuk masyarakat yang ingin menabung di bank sampah.

Pertama sedekah, masyarakat tidak akan mendapatkan uang dari sampah yang mereka berikan ke bank sampah, kedua tunai yakni dari sampah yang mereka berikan akan di konversi kan ke nilai rupiah.

Dan yang ketiga tabung yakni setiap masyarakat yang memberikan sampahnya akan di catat di buku tabungan.

"Disini ada warga yang sudah menabung sampai 700 ribu lebih, ia seorang penjual sate yang mendistribusikan sampahnya berupa minyak dari bekas ia berjualan, uang nya akan diambil setahun sekali," ungkapnya.

Atas ide kreatifnya, bank sampah miliknya mengolah limbah menjadi berbagai produk ecobrick dan kerajinan tangan yang bernilai tinggi.

"Dari bibir gelas mineral kita buatkan tas, koran bisa dibuat vas, yang sering sih saya buat dari botol kaca yang saya olah jadi pajangan," ucapnya.

Atas kegigihannya dalam mengelola bank sampah ini Muhayati juga mendapatkan apresiasi beberapa penghargaan dari CSR dan pemerintah.

"Terakhir baru-baru ini saya mendapatkan penghargaan umroh gratis dari Bank BTPN," ujarnya. 

Berikut nilai sampah di Bank Sampah Rumput Hias :

Kertas Kardus Rp. 1.000/Kg, Kertas Koran: Rp. 800/Kg, Kertas Putih Rp. 600/Kg, Kertas Kult: Rp 200/Kg, Plastik Gelas air mineral Rp. 800/Kg, Plastik Botol air mineral Rp. 800/Kg, Kerasan/Manan: Rp. 300/Kg, Alumunium (kaleng) Rp. 8.000/Kg, Besi Rp. 1.800/Kg, Seng Rp. 200/Kg, Monitor Rp 25.000, CPU: Rp. 25.000, Alumunium Pand Rp. 8.000, Aki Motor 7.000/buah, Aki Mobil 40.000/buah, Tutup Galon Rp. 1.200/Kg, Minyak Goreng Bekas/Jelantah Rp. 2.000/liter, dan tembaga Rp. 32.000/kg. (*)

Jelang Ramadan, Jumlah Sampah di Pontianak Dipastikan Meningkat Hingga 25 Persen

Cek berita dan artikel mudah diakses di Google News

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved