Ketua KPPAD Kalbar Minta Kominfo Blokir Aplikasi Medsos Yang Kerap Digunakan Untuk Prostitusi Online

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Banyaknya kasus prostitusi online yang melibatkannya anak dibawah umur, Ketua KPPAD Kalbar Eka Nurhayati Ishak meminta pemerintah untuk untuk dapat memblokir aplikasi media sosial pertemanannya yang kerap digunakan untuk transaksi prostitusi online.

Data Polresta Pontianak, pada tahun 2022, Unit PPA (Pelayanan Perempuan dan Anak) Satreskrim Polresta Pontianak menangani sebanyak 62 kasus.

Dari jumlah tersebut, kasus dugaan prostitusi yang melibatkan anak dibawah umur cukup tinggi dengan total 44 kasus.

Sementara itu, pada tahun 2022 ini, KPPAD (Komisi Perlindungan dan Pengawasan Anak Daerah) Kalimantan Barat menangani 201 kasus, 71 diantara merupakan kasus kejahatan seksual.

"Untuk angka 44 yang ditangani Polresta ini sudah turun dibandingkan tahun - tahun sebelumnya, dan apa yang bisa kita lakukan disini, tentunya edukasi dan sosialisasi," ujarnya, Selasa 3 Januari 2023.

• Sepanjang 2022, PPA Satreskrim Polresta Pontianak Tangani 62 Kasus, Prostitusi dari MiChat Tertinggi

"Hanya saja untuk aplikasi ini, bekerja sama dengan Kominfo bagaimana cara memblokir aplikasi ini, serta memberikan pemahaman kepada masyarakat," katanya.

Kepada masyarakat khususnya para orang tua, ia berharap untuk dapat senantiasa memperhatikan pergaulan putra dan putrinya.

Mengetahui dimana dengan siapa anak - anaknya berteman dan selalu memonitor kemana anak - anaknya pergi. (*)

• Kasus Kekerasan Perempuan dan Anak Alami Penurunan, Begini Penjelasan PPA Polres Singkawang

Cek Berita dan Artikel Mudah Diakses di Google News