Lokal Populer

Seusai Viral Akhirnya Jembatan Gantung Permanen di Desa Sebadak Sintang Selesai Dibangun

Anak-anak saat ini tak lagi harus menyeberang jembatan apung untuk berangkat dan pulang sekolah. Pemerintah sudah membangun jembatan gantung permanen

Penulis: Agus Pujianto | Editor: Tri Pandito Wibowo
Istimewa
Jembatan gantung sebadak di Ketungau Hulu, Kabupaten Sintang sudah selesai dibangun. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Masih ingat video Pelajar SD dan SMP 3 Sebadak, Kecamatan Ketungau Hulu, Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat, meminta jembatan layak pada Presiden Jokowi pada 2020 lalu? sekarang, permintaan mereka sudah terkabul.

Anak-anak saat ini tak lagi harus menyeberang jembatan apung untuk berangkat dan pulang sekolah. Pemerintah sudah membangun jembatan gantung permanen.

Jembatan gantung di Sebadak, Ketungau Hulu, dipastikan sudah selesai dibangun.

"Jembatan sebadak sekarang sudah selesai dibangun, fisiknya sudah," kata Kepala Badan Pengelola Perbatasan (BPP) Kabupaten Sintang, Martin Nandung, Rabu 30 November 2022.

Kepala BPN Sintang Targetkan Tahun 2025 Tertibkan 70 Persen Sertifikat Tanah di Sintang

Martin menyebut tinggal jalan pendukung ujung jembatan yang saat ini menunggu kelanjutan pembangunannya.

"Hanya memang kelanjutan pembangunan jalan dari ujung jembatan ini menuju ke jalan Kabupaten itu yang belum. Kita harapkan itu nanti bisa ditangani juga dari APBN tapi kita juga tetap mengusulkan untuk dianggarkan juga di APBD," ujarnya.

Menurut Martin, dibangun jembatan gantung sebadak merespon aspirasi anak-anak perbatasan yang mendambakan jembatan layak untuk menyeberang sungai ketungau.

Dengan telah selesainya pembangunan jembatan ini, Marti berharap dapat mempermudah akses masyarakat dan meningkatkankan perekonomian di perbatasan.

"Awalnya itu dibangun jembatan darurat sungai ketungau itu untuk akses anak menuju ke sekolah, karena memang sangat riskan selama ini anak kita ke sekolah menggunakan sampan, dalam kondisi cuaca yang air dan juga tidak menentu," kata Martin.

Dengan adanya jembatan ini, akses transportasi warga semakin mudah untuk menuju Kabupaten Sintang ataupun ke Ketungau Hulu.

"Itu salah satu akses jalan alternatif dari ketungau Hulu menuju ke sintang yang lebih dekat daripada harus memutar lewat pintas keladan. Sehingga dengan jembatan ini jadi akses jalan mudah, jadi alternatif percepatan jarak antara ketungau Hulu lebih dekat dan cepat ke kabuapten. Itu motong 1 jam," jelas Martin.

Sebelumnya diberitakan, pelajar SD dan SMP 3 Sebadak, Kecamatan Ketungau Hulu, Kabupaten Sintang, menyelipkan pesan dalam video berdurasi 0,17 detik. Pesan itu ditujukan untuk Presiden Jokowi.

Video itu diunggah oleh Ambresius Murjani melalui akun Facebook-nya. Dia merupakan Ketua Kelompok Informasi Perbatasan (KIMTAS).

“Kami anak sekolah Desa Sebadak. Bapak presiden, kami sangat memerlukan jembatan untuk kami bersekolah. Dukungan dari bapak presiden sangat kami harapkan,” tulis pesan itu disampaikan oleh 10 pelajar SD dan SMP di Desa Sebadak melalui video singkat.

Video yang diambil oleh Ambresius Murjani itu berlatarbelakang jembatan apung yang baru selesai dibangun atas swadaya masyarakat pada akhir tahun 2019.

Ini kali kedua warga Desa Sebadak gotong royong bangun jembatan darurat. Jembatan kayu pertama, dibangun sekitar bulan September 2019.

Seluruh pondasi maupun geladak, semuanya rakitan kayu. Termasuk tiang pancangnya. Jembatan ini dibangun, ketika sungai ketungau surut.

Jembatan darurat ini, tak bertahan lama. Kurang dari 4 bulan. Ketika debit air sungai meluap, pondasi yang tidak kokoh rusak dan hanyut terbawa arus sungai.

Jembatan apung, baru selesai dibuat. Sengaja dibuat terapung, agar fleksibel ketika pasang surut air sungai. Agar jembatan tetap terapung, puluhan drum plastik dirakit.

Sebelum ada jembatan, anak-anak yang akan pergi ke sekolah harus menyebrangi sungai menggunakan sampan mengarungi sungai selebar 120 meter ketika air pasang. Terkadang, asa anak yang pulangnya berenang.

Menyebrangi sungai ketungau dengan sampan bukan tanpa resiko. Sampan yang ditumpangi pelajar pernah karam di sungai.

Atas dasar kebutuhan dan keselamatan pelajar ini lah, warga kemudian berinisiatif membangun jembatan darurat. 

Dorong Pemda Hingga Kementrian Lembaga Tertibkan Aset Tanah, Kepala BPN Sintang: Jangan Lalai

Akses ke Sekolah

Jembatan gantung di Desa Sebadak, Kecamatan Ketungau Hulu, Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat, akhirnya selesai dibangun dengan anggaran APBN. Anak-anak di perbatasan kini tak perlu lagi menyeberangi sungai ketungau melewati jembatan apung yang dibangun swadaya masyarakat.

Jauh sebelum jembatan gantung sebadak dibangun, sempat viral video Pelajar SD dan SMP 3 Sebadak meminta jembatan layak pada Presiden Jokowi. Video berdurasi 0,17 detik itu dibuat dan diunggah oleh Ambresius Murjani melalui akun Facebooknya. Dia merupakan Ketua Kelompok Informasi Perbatasan (KIMTAS).

Murjani menyampaikan banyak terima kasih kepada pemerintah yang telah mewujudkan keinginan anak-anak di perbatasan dengan membangun jembatan gantung di sungai ketungau.

“Saya mengucapkan banyak terima kasih. Beberapa tahun yang lalu saya sempat buat video tentang permintaan anak-anak di Desa sebadak, kerinduan akan adanya jembatan di kampung mereka sebagai jembatan pendidikan saat ini presiden jokowi sudah memberikan jembatan itu dan sudah rampung dibangun,” kata Murjani kepada Tribun Pontianak, Rabu 30 November 2022.

Meskipun jembatan gantung yang dibangun hanya bisa dilalui kendaraan roda dua, Murjani yakin sangat bermanfaat bagi masyarakat untuk pertumbuhan ekonomi.

“Bagi masyarakat perbatasan khususnya Desa Sebadak yang anak SMP-nya sekolah di seberang kampung ini sangat terbantu, apalagi bagi kecamatan kentungan Hulu, jalan ini merupakan sebagian dari nadi perjalanan baik orang maupun ekonomi,” jelasnya.

Murjani berharap, kedepan pemerintah tidak hanya membangun infrastruktur jembatan di Sebadak, tapi juga wilayah lain di perbatasan Sintang.

“Kami menyampaikan terima kasih walaupun apa yang dibangun pemerintah belum lah memberikan kepuasan bagi masyarakat. Tetapi apa yang sudah dilakukan sangat bermanfaat khususnya bagi anak sekolah yang selama ini merindukan jembatan penyeberangan ke sekolah. Setidaknya tidak ada alasan hambatan lagi bagi anak-anak untuk mengejar cita-citanya. Jadi mereka sekarang bisa berjalan kaki atau menggunakan Sepeda karena tidak jauh dari perkampungan menuju sekolah,” ujar Murjani.

 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved