Lokal Populer
BPS Rilis Nilai Ekspor Kalbar dan Inflasi Gabungan Tiga Kota
jika dibandingkan periode Januari - September 2022 terhadap periode yang sama tahun 2021, nilai ekspor Kalbar mengalami kenaikan 61,02 persen
Penulis: Tri Pandito Wibowo | Editor: Tri Pandito Wibowo
Kepala BPS Kalbar, Moh Wahyu Yulianto mengatakan Inflasi terjadi karena adanya peningkatan harga yang ditunjukkan oleh naiknya indeks pada tujuh kelompok pengeluaran.
"Tingkat inflasi tahun kalender pada Oktober 2022 sebesar 5,37 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (Oktober 2022 terhadap Oktober 2021) sebesar 6,00 persen," ujarnya Selasa 1 November 2022.
Kelompok pengeluaran yang mengalami peningkatan indeks berturut-turut dari yang tertinggi yaitu kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 1,07 persen, kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 0,99 persen, kelompok transportasi sebesar 0,67 persen; kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 0,32 persen, kelompok kesehatan sebesar 0,25 persen, dan kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga dan kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga masing-masing sebesar 0,21 persen.
"Kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan indeks berturut-turut yaitu kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 0,62 persen, kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,12 persen, kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,02 persen," ujarnya.
Wahyu menjelaskan kelompok makanan, minuman, dan tembakau pada Oktober 2022 mengalami deflasi sebesar 0,62 persen atau terjadi penurunan indeks dari 117,40 pada September 2022 menjadi 116,67 pada Oktober 2022. Dari tiga subkelompok dalam kelompok ini, dua subkelompok mengalami deflasi dan satu subkelompok mengalami inflasi.
Subkelompok yang mengalami deflasi yaitu subkelompok makanan sebesar 0,82 persen dan subkelompok minuman yang tidak beralkohol sebesar 0,04 persen. Sedangkan subkelompok yang mengalami inflasi yaitu subkelompok rokok dan tembakau sebesar 0,60 persen.
Kelompok ini pada Oktober 2022 memberikan andil/sumbangan deflasi sebesar 0,2071 persen. Komoditas yang dominan memberikan andil/sumbangan deflasi antara lain cabai rawit sebesar 0,0515 persen, sawi hijau sebesar 0,0450 persen, ikan kembung/ikan gembung sebesar 0,0384 persen, cabai merah sebesar 0,0327 persen; dan udang basah sebesar 0,0236 persen.
Sedangkan komoditas yang dominan memberikan andil sumbangan inflasi antara lain beras sebesar 0,0351 persen; bayam sebesar 0,0331 persen, jeruk sebesar 0,0206 persen, rokok kretek filter sebesar 0,0148 persen, dan ikan bawal sebesar 0,0078 persen.