Temu Responden BI, Dokter Andhika Raspati Ingatkan Bahaya Mager

Jangan beranggapan kita tidak gerak, kita terbebas dari segala penyakit. Itu salah besar. Malah penyakit yang ditimbulkan jika kita malas gerak itu

Penulis: Nina Soraya | Editor: Nina Soraya
Tribun Pontianak/Nina Soraya
Spesialis Kedokteran Olahraga dr Andhika Raspati, SpKO memaparkan bahaya malas gerak atau mager saat kegiatan Temu Responden Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kalbar Tahun 2022 pada Rabu, 27 Oktober 2022. Mager bisa menyebabkan penyakit seperti obesitas hingga sakit jantung. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK – Bank Indonesia Kalimantan Barat menggelar Temu Responden KPw Bank Indonesia Kalbar Tahun 2022 pada Rabu, 27 Oktober 2022 dengan menghadirkan Talkshow Pola Hidup Sehat di Masa Pandemi bersama spesialis kedokteran olahraga yang sangat familiar yaitu dr Andhika Raspati.

Di akun instagramnya dr. Andhika Raspati, SpKO memiliki 133 ribuan pengikut. Digelari influencer, ia menyita perhatian netizen gara-gara rajin mengedukasi publik lewat konten serius yang dikemas komedi.

Lewat gelaran Temu Responden Bank Indonesia, dr Andhika Raspati mengingatkan audiens untuk jangan malas gerak (mager) karena efek pandemic yang membuat banyak orang hanya di rumah saja dan mengurangi aktivitas fisik.

Oleh karena malas gerak atau hanya duduk-duduk saja berjam-jam sama bahanya dengan orang yang sedang merokok.

"Jangan beranggapan kita tidak gerak, kita terbebas dari segala penyakit. Itu salah besar.

Malah penyakit yang ditimbulkan jika kita malas gerak itu seperti Jantung, darah tinggi, kolesterol bahkan bisa terkena kanker.

Ingat, di Indonesia pembunuh tertinggi itu adalah sakit Jantung," ungkapnya.

Jadwal Lengkap Cabang Olahraga Terukur, Pekan Olahraga Provinsi 2022

Tak hanya itu saja, bahkan tren sekarang malah bisa menjadi penyebab ganguan kecemasan atau kena mental.

Menurutnya saat ini satu di antara yang bahaya adalah gaya hidup sedenter yakni gaya hidup yang sangat sedikit atau tidak ada aktivitas fisik, di mana sebagian besar hari dihabiskan dengan duduk, berbaring, dan mengeluarkan energi yang sangat sedikit.

Selain itu pola makan yang tidak baik ikut memperburuk kondisi. 

Dalam kesempatan tersebut Andhika mengajak audiens mulai memperbaiki pola hidup dengan banyak bergerak. Beberapa tips ia berikan.

Dia menyarankan untuk mulai berolahraga minimal 3 kali dalam seminggu dengan total durasi waktunya sekitar 150 menit dalam sepekan.

Olahraga yang tepat, lanjutnya adalah dengan rajin menghitung denyut Nadi.

Hal tersebut berguna untuk mengetahui efektifitas olahraga bagi kesehatan jantung, termasuk juga batas aman agar seseorang terhindar dari kondisi berbahaya seperti serangan Jantung.

“Olahraga yang tepat adalah bisa meningkatkan denyut nadi 65-75 persen Nadi maksimal,” katanya.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved