Jalan Terendam Banjir, Pelajar di Sintang Terpaksa Naik Ojek Sampan
Selama banjir, Elsa harus mengeluarkan uang sebesar Rp 10 ribu rupiah untuk membayar ongkos ojek sampan untuk berangkat dan pulang dari rumah ke sekol
Penulis: Agus Pujianto | Editor: Rivaldi Ade Musliadi
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SINTANG - Sudah lima hari ini Elsa mengeluarkan ongkos lebih untuk pergi ke sekolah. Akibat banjir, akses jalan yang biasa dilewati Siswi kelas 1 SMK Kesehatan Kapuas Raya Sintang ini terendam air.
"Sekolah belum libur. Sejak hari senin naik perahu pergi dan pulang sekolah," kata Elsa, Jumat 14 Oktober.
Luapan sungai kapuas dan melawi di Sintang, Kalimantan Barat, tidak hanya merendam ruas jalan, tapi juga pemukiman penduduk, sekolah, rumah ibadah, Kantor pemerintahan dan lain sebagainya.
Pemerintah Kabupaten Sintang memang sudah mengeluarkan surat edaran, bagi sekolah terdampak banjir, diperbolehkan belajar daring. Namun bagi yang tidak terdampak, pembelajaran tetap seperti biasa. "Belum libur. Cuma selama banjir ada keringanan dari sekolah, yang biasanya masuk jam 7 pagi, sekarang bisa jam 8," ujarnya.
Selama banjir, Elsa harus mengeluarkan uang sebesar Rp 10 ribu rupiah untuk membayar ongkos ojek sampan untuk berangkat dan pulang dari rumah ke sekolah.
"Sekali naik perahu 5 ribu. Lumayan kesulitan soalnya boros waktu untuk mau ke sekolah," katanya.
• Banjir Sintang Masih Tinggi, Stok Logistik di Dinsos Hanya Cukup untuk 2 Hari
Rumah Elsa berada di Gang Jambu, Kelurahan Alai. Di Kota Sintang, ada 25 desa dan kelurahan terdampak banjir. Ruas jalan yang biasa dilewati Elsa terendam lebih dari panggul.
"Banjir belum naik ke rumah, tapi belum masuk hanya akses ke sekolah yang terendam banjir," kata Elsa.
Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Sintang, Kurniawan membeberkan kebijakan yang diambil oleh Pemerintah Kabupaten Sintang dalam menangani bencana alam banjir yang sedang terjadi saat ini dan pasca bencana.
Kurniawan Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Sintang yang juga Koordinator Komunikasi Publik Satgas Bantingsor Kabupaten Sintang menjelaskan kebijakan Pemerintah Kabupaten Sintang dalam menangani banjir Tahun 2022.
“Dalam menangani banjir ini, Pemerintah Kabupaten Sintang memutuskan beberapa kebijakan penting yakni penyelamatan jiwa warga korban banjir dengan melakukan evakuasi warga, membangun tempat pengungsian, membuat dan mengoperasikan dapur umum, mendistribusikan sembako, dan air bersih, menjamin ketersediaan stok kebutuhan pokok, pelayanan kesehatan, keamanan rumah warga, dan memberikan fasilitas untuk mobilitas orang dan barang,” beber Kurniawan
Pemkab Sintang juga menyusun program dan kegiatan penangaan pasca banjir nanti dalam rangka rehabilitasi dan pembangunan dengan melakukan inventarisir sarana prasarana yang rusak, melakukan rehabilitasi dan pembangunan kembali, memberikan pelayanan kesehatan untuk antisipasi penyakit yang ditimbulkan pasca banjir, dan memberikan bantuan sosial.
Berdasarkan data yang di rilis oleh Satgas Bantingsor Kabupaten Sintang pada Jumat, 14 Oktober 2022 pukul 15.00 WIB tersebut terjadi peningkatan jumlah kecamatan, warga terdampak dan jumlah pengungsi.
Penyebabnya, debit banjir terus mengalami peningkatan dibanding Kamis, 13 Oktober 2022.
Berikut ini perbandingan data antara Kamis, 13 Oktober 2022 dibandingkan dengan Jumat, 14 Oktober 2022.