Breaking News

Mikroplastik Ditemukan di Sungai Kapuas Pontianak, Mengancam Ekosistem dan Kesehatan

"Ancaman pertama ialah kepunahan terhadap kelestarian ekosistem seperti ikan yang kita tahu bahwa sungai Kapuas ini memiliki sekitar 200 macam ikan. K

TRIBUNPONTIANAK/MUHAMMAD ROKIB
Founder Ecoton, Prigi Arisandi (tengah). 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Tim Ekspedisi Sungai Nusantara dalam waktu lima bulan ini telah melakukan ekspedisi ke beberapa daerah dan kini mereka telah tiba di Kota Pontianak Kalimantan Barat melakukan uji kualitas air, baik air sungai Kapuas, Sungai Landak maupun parit-parit yang ada di Kota Pontianak.

Ekspedisi tersebut dilakukan bersama Kajian Ekologi dan Konservasi Lahan Basah (ecoton) dan para komunitas.

Founder Ecoton, Prigi Arisandi menyampaikan, dari hasil ekspedisi yang sebelumnya juga dilakukan di sungai Padang, Sungai Pawan dan beberapa parit lainnya termasuk di sungai dan parit di Kota Pontianak Kalimantan Barat. Pihaknya menemukan mikroplastik.

Dari hasil temuan mikroplastik itu, dinilainya karena pengelolaan sampah plastik di wilayah Kalbar masih belum maksimal dilakukan.

"Di Sungai Kapuas ini, kita temukan sekitar 54 partikel, kemudian di parit Putat kita temukan 55 partikel kemudian di sungai Landak menemukan 40 an partikel. Artinya rerata 50 pertikel dalam satu liter air memang ada ancaman serius," ungkapnya.

"Ancaman pertama ialah kepunahan terhadap kelestarian ekosistem seperti ikan yang kita tahu bahwa sungai Kapuas ini memiliki sekitar 200 macam ikan. Kemudian yang kedua adalah ancaman untuk kesehatan manusia, karena air sungai Kapuas ini menjadi bahan baku air minum," lanjutnya.

Hal tersebut, ia sampaikan saat Diskusi Strategi Pengendalian Sampah Plastik di Sungai Kapuas yang digelar oleh BWSK 1 Pontianak, di Hotel Orchardz Jalan Perdana, Senin 22 Agustus 2022.

Menurutnya jika kita tetap masih menggunakan air Sungai Kapuas sebagai bahan baku air minum, maka harus bersama-sama membersihkan dari sampah plastik.

SMK SMTI Pontianak Raih Juara 1 dan 3 Lomba Cipta Karya TTG Tingkat Kota Pontianak Tahun 2022

"Pada 22 Maret ditemukan mikroplastik di dalam darah manusia. Artinya ini sudah menjadi ancaman bagi kita," paparnya.

Dengan hadirnya puluhan komunitas peduli Sungai dan lingkungan saat diskusi tersebut, Prigi pun optimis dengan kekuatan komunitas bisa mengatasi persoalan mikroplastik tersebut.

Ia pun merasa salut, lantaran selama ekspedisi berkeliling daerah, baru di Kalbar ini menemukan banyak komunitas peduli Sungai dan Lingkungan.

"Maka tugas kita hari ini adalah perlu menyusun strategi bagaimana kita agar bisa membebaskan Sungai Kapuas ini dari mikroplastik," jelasnya.

Dari hasil uji kualitas air yang dilakukan oleh Tim Ekspedisi Sungai Nusantara, phospat kadar khlorin yang melibihi baku mutu ini disebabkan oleh tingginya aktivitas perkebunan sawit dan banyaknya penambang emas tanpa izin (PETI) yang menyebabkan banyaknya limbah masuk ke sungai Kapuas dan belum adanya IPALD komunal sehingga masyarakat mebuang limbah domestik ke Sungai Landak dan Sungai Kapuas. (*)

Cek Berita dan Artikel Mudah Diakses di Google News

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved