Pola Hidup Sehat
Perbedaan Diabetes Tipe 1 dan Diabetes Tipe 2 Secara Dasar, Gejala dan Pengobatannya
Pasien diabetes wajib mengatur pola makan dengan memperbanyak konsumsi buah, sayur, protein dari biji-bijian, serta makanan rendah kalori dan lemak.
Gejala diabetes tipe 1
Gejala dari diabetes ini meliputi peningkatan rasa haus, lapar dan buang air kecil, penglihatan kabur, kelelahan, serta penurunan berat badan tanpa sebab.
Terkadang, tanda awal diabetes tipe ini disebut ketoasidosis diabetik (DKA), dengan gejala termasuk napas yang berbau, kulit kering atau memerah, mual atau muntah, sakit perut, kesulitan bernapas, kebingungan, dan ketidakmampuan untuk berkonsentrasi.
DKA terjadi saat tubuh tidak dapat menggunakan gula untuk energi, sehingga berubah menjadi lemak.
Ini mengakibatkan senyawa keton dilepaskan, yang membuat darah menjadi asam dan bisa beracun. Apabila tidak diobati, DKA bisa mematikan.
Seiring waktu, kadar gula darah yang tidak terkontrol pada penderita diabetes dapat menyebabkan sejumlah komplikasi yang mempengaruhi organ utama, memicu masalah serius seperti serangan jantung, stroke, kebutaan, hingga gagal ginjal.
• Minuman Nol Kalori Terbaik untuk Penderita Diabetes
Pengobatan diabetes tipe 1
Pasien diabetes tipe 1 membutuhkan terapi insulin untuk mengatur gula darah sehari-hari. Insulin diberikan melalui suntikan, bukan dalam bentuk obat minum.
Sementara dalam kasus yang berat, dokter dapat merekomendasikan operasi pencangkokan atau transplantasi pankreas untuk mengganti pankreas yang mengalami kerusakan.
Pasien diabetes tipe 1 yang berhasil menjalani operasi tersebut tak lagi memerlukan terapi insulin, tapi harus mengonsumsi obat imunosupresif secara rutin.
Diabetes tipe 2
Diabetes 2 merupakan penyakit progresif. Pada penderita diabetes tipe 2, pankreas tidak menghasilkan cukup insulin dan/atau tubuh tidak menggunakannya secara efisien.
Hal tersebut membuat adanya peningkatkan kadar glukosa dalam darah, yang seiring waktu dapat menyebabkan sejumlah komplikasi serius termasuk penyakit jantung, penyakit ginjal, dan penyakit mata.
Adapun diabetes tipe 2 terkait dengan faktor genetik dan gaya hidup. Faktor risikonya termasuk memiliki pradiabetes, kelebihan berat badan, kurang olahraga, dan berusia lebih dari 45 tahun.
Meski begitu, belum diketahui mengapa faktor-faktor tersebut meningkatkan risiko penyakit kronis.