Pola Hidup Sehat

Rambu-Rambu DBD yang Perlu Diwaspadai Pada Anak, Kapan Harus Dirawat ke RS?

Tapi berdasarkan teori, nilai trombosit dapat turun juga di bawah ambang normal pada semua penyakit infeksi virus dan kadang infeksi bakteri.

zoom-inlihat foto Rambu-Rambu DBD yang Perlu Diwaspadai Pada Anak, Kapan Harus Dirawat ke RS?
ISTIMEWA
Nyamuk Aedes agepty pemantik terjangkitnya demam berdarah dengue (DBD).

Perlu dilihat anak mau minum atau tidak? Apabila anak sangat sulit minum, bisa cairan tubuhnya tak tercukupi. Dalam kondisi ini, anak bisa saja ditemukan muntah berulang dan produksi air seni berkurang.

Baca juga: Kenali Gejala Awal DBD Pada Anak yang Wajib Diwaspadai Orangtua

3. Perdarahan aktif

Bawa anak ke RS apabila telah mengalami perdarahan aktif dengan indikasi air besar atau tinja berubah warna menjadi hitam, perdarahan gusi yang sulit berhenti, hingga muntah darah.

4. Trombosit berkurang

Hitungan trombosit kurang dari 100.000 per mikroliter dan disertai dengan peningkatan hematokrit lebih dari 20 persen.

5. Kondisi memburuk

Segera bawa anak ke RS apabila terlihat mengalami kondisi yang memburuk saat demam turun.

6. Nyeri perut

Perhatikan kondisi perut anak. Apabila mereka mengeluh atau mengalami nyeri perut bawah, segera bawa ke RS.

Healthy Life Cara Cegah Penularan Penyakit Demam Berdarah

7. Perhatikan jarak rumah

Apabila tempat tinggal jauh dari fasilitas kesehatan pertama, jangan tunggu anak sampai mengalami sindrom syok dengue, tetapi segeralah bawa ia ke rumah sakit.

Dokter Apin dan kolega menerangkan prinsip pengobatan DBD sebenarnya terletak pada pemberian cairan yang cukup. Pasien DBD di RS akan diberikan cairan infus.

Selama dirawat, pasien akan dipantau tanda vitalnya secara rutin serta keluar masuknya cairan tubuh, sampai kondisi mereka membaik dengan sendirinya.

Penyakit DBD menjadi bahaya dan dapat mematikan apabila terjadi perembesan cairan tubuh (kebocoran plasma) yang berlangsung masif dan tidak diimbangi dengan masuknya cairan.

Hal ini dapat menyebabkan kondisi syok, tubuh menjadi kekurangan oksigen di banyak selnya.

Lebih parah, dapat juga terjadi perdarahan hebat sampai kerusakan fungsi organ tubuh hingga berujung pada kemattian. (*)

Cek Berita dan Artikel Mudah Diakses di Google News

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved