Pola Hidup Sehat

Rambu-Rambu DBD yang Perlu Diwaspadai Pada Anak, Kapan Harus Dirawat ke RS?

Tapi berdasarkan teori, nilai trombosit dapat turun juga di bawah ambang normal pada semua penyakit infeksi virus dan kadang infeksi bakteri.

zoom-inlihat foto Rambu-Rambu DBD yang Perlu Diwaspadai Pada Anak, Kapan Harus Dirawat ke RS?
ISTIMEWA
Nyamuk Aedes agepty pemantik terjangkitnya demam berdarah dengue (DBD).

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID- Setiap tahunnya, kasus demam berdarah terus meningkat apalagi saat musim hujan seperti saat ini.

Jika memiliki gejala demam berdarah, sebaiknya perlu diwaspadai agar trombosit tidak menurun drastis.

Hal ini tentu saja menjadi penyebab khawatirnya setiap orangtua pada anak yang terjangkit DBD.

Mereka takut sang buah hati menderita Demam Berdarah Dengue (DBD). Para orangtua khawatir kondisi anak dapat berubah kritis dan harus dibawa ke rumah sakit (RS).

Dalam kriteria diagnosis Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang dikeluarkan pada 1997, demam yang disertai dengan penurunan nilai trombosit di bawah 100.000 per mikroliter memang mencurigai adanya infeksi virus dengue (virus penyebab DBD).

OBAT DBD, Cegah Demam Berdarah dengan 5 Cara Ini

Tapi berdasarkan teori, nilai trombosit dapat turun juga di bawah ambang normal pada semua penyakit infeksi virus dan kadang infeksi bakteri.

Pembedanya terletak pada gejala yang timbul setelah tubuh terinfeksi virus atau bakteri tersebut.

Melansir dari Buku Berteman dengan Demam karya dr. Arifianto, Sp.A, & dr. Nurul I. Hariadi, FAAP (2017), sedikitnya ada tiga gejala infeksi virus dengue yang harus diperhatikan oleh para orangtua, yakni sebagai berikut:

Demam berlangsung sekurangnya 72 jam atau tiga hari, tanpa disertai dengan batuk dan pilek
Anak terlihat sakit, lemas, tidak mau makan dan minum sehingga berisiko mengalami dehidrasi
Kadang disertai mual, muntah, diare, nyeri perut, hingga muncul bintik-bintik kemerahan kecil di beberapa bagian tubuh (peterkie)
Dalam buku tersebut, keduanya menerangkan bahwa tidak semua orang yang menderita DBD harus dirawat di RS, tapi bisa juga di rumah. Hal ini tergantung dengan kondisi sang anak.

Apabila anak maupun orang dewasa dengan kecurigaan sakit DBD masih dapat makan-minum dan menghasilkan air seni minimal 6 jam sekali, maka belum mengalami dehidrasi sehingga dapat dipantau di rumah.

Baca juga: Ternyata Inilah Perbedaan Nyamuk Aedes dan Anopheles, Penyebab Utama DBD Pada Manusia

Berikut 7 ciri DBD harus segera dibawa ke rumah sakit

Dokter Apin, sapaan akrab dokter Afrianto dan kolega membagikan rambu-rambu kepada para orangtua mengenai indikasi anak harus dirawat di RS karena DBD. Sedikitnya ada 7 gejala yang mesti diperhatikan, yakni sebagai berikut:

1. Syok dengue

Anak harus dibawa ke RS apabila mengalami sindrom syok dengue, yaitu sudah terjadi kegagalan sirkulasi darah mencukupi kebutuhan oksigen di seluruh jaringan tubuh yang berpotensi menyebabkan kematian.

2. Sulit minum

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved