Cerita Warga Pontianak yang Terkena Dampak Langsung Karhutla
“Pagi nya juga datang, tapi karena kondisi titik api masih jauh dan sulit terjangkau. Nah sekitar pukul 15.00 WIB, di sertai dengan angin kencang, api
Penulis: Muhammad Luthfi | Editor: Rivaldi Ade Musliadi
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Sempat beredar video evakuasi warga yang terkena dampak langsung dari Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla), di Komp. RBK 4, Jl. Aloevera, Kota Pontianak.
Satu di antara warga yang terkena dampak langsung dari bencana karhutla tersebut, Uray, menceritakan kronologi awal mulai api membesar dan hampir mendekati pemukiman warga.
“Awal mulai membesar apinya itu pukul 15.00 WIB, kalau historis kebelakang itu memang beberapa kali tim pemadam melakukan pemantauan, cuman kondisinya masih jauh,” jelasnya, Jumat, 4 Maret 2022.
“Pagi nya juga datang, tapi karena kondisi titik api masih jauh dan sulit terjangkau. Nah sekitar pukul 15.00 WIB, di sertai dengan angin kencang, apinya jadi semakin besar dan mengarah kesini,” ujarnya.
Ia menambahkan, setelah menginformasikan kepada tim pemadam, terkait kondisi titik api yang sudah hampir mendekati pemukiman. Khususnya rumahnya, yang berada di posisi paling ujung komplek dan bersebelahan dengan lokasi titik api.
• Kepala BPBD Sebut Tiga Kecamatan Rawan Karhutla di Pontianak
“Ramai kemarin tim pemadam yang datang, armada sampai 10 mobil kemarin itu ada datang,” ungkapnya.
Uray mengungkapkan bahwa karena angin yang kencang dan bertiup menyerong ke arah pemukiman, komplek tempat ia tinggal di penuhi asap tebal. Menyebabkan warga harus di evakuasi.
“Iya benar-benar menutupi area sore itu, anginnyakan kencang sekali, apinya menjadi semakin besar,” tuturnya.
Uray mengatakan, bahwa video terkait warga yang di evakuasi menggunakan kursi roda, merupakan Ibu mertuanya yang saat ini terkena sakit stroke.
Ia juga menambahkan, dampak dari asap tersebut membuatnya harus mengevakuasi Ibu mertua dan anaknya yang masih kecil ke rumah keluarga.
“Harapnya tidak ada lagi kebakaran lahan, mungkin ada tindakan-tindakan antisipasi, program dari Pemerintah pembuatan parit dan semacamnya,” harapnya. (*)
(Simak berita terbaru dari Pontianak)