Kawasan Hutan Penunjang Kehidupan Masyarakat 3 Desa di Sanggau Terancam Jadi Kawasan Pertambangan

‘’keinginan kami kesini untuk meminta pendampingan agar dapat membantu kami melindungi Bukit Tunggal itu,’’ ujar Kepala Desa.

Penulis: Ferryanto | Editor: Try Juliansyah
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/Ferryanto
Bernadus Asmalito, ketua Forum Peduli Masyarakat saat menunjukkan Peta Kawasan Hutan Bukit Tunggal / Dori Tunggal yang masuk dalam kawasan pertambangan ketika berada di kantor WALHI Pontianak, Senin 14 Februari 2022. Tribun Pontianak Ferryanto. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Khawatir dengan keberlangsungan kehidupan desanya karena terdampak pembukaan kawasan pertambangan, Unsur pimpinan Desa Penyelimau, Kecamatan Kapuas Kabupaten Sanggau, Provinsi Kalimantan Barat beraudiensi dengan Walhi Kalbar di Kota Pontianak, Senin 14 Februari 2022.

Unsur pimpinan Desa yang terdiri dari Kepala Desa Penyelimau Fransiskus Gromiko (45), didampingi Tumenggung Sub Suku Dayak Pompaakng, bersama tokoh masyarakat desa beraudiensi di kantor Walhi Kalbar berharap untuk mendapatkan advokasi dengan harapan bisa menghentikan rencana pembukaan lahan pertambahan di daerah Desanya.

Kepala Desa Penyelimau, Fransiskus Gromiko menyampaikan bahwa di Desanya terdapat satu bukit bernama Bukit Tunggal yang biasa disebut masyarakat lokal Dori Tunggal, yang masuk dalam rencana kawasan pertambangan dari sebuah perusahaan bernama PT. Mandawa Agrapura Sentosa (MAS).

Bukit Tunggal yang memiliki luasan kawasan lebih dari seribu hektar merupakan tumpuan kehidupan masyarakat dari tiga desa disekitarnya yakni Desa Penyelimau, Desa Tapanulang, dan Desa Penyelimau Jaya.

Curah Hujan Cukup Tinggi, Beberapa Kecamatan di Sanggau Alami Banjir

Untuk menjaga Kelastarian alam Bukit Tunggal, tiga desa tersebut pada 7 oktober tahun 2008 membuat perjanjian kesepakatan bersama untuk menjaga alam dari Bukit Tunggal, dimana ketiga Desa sepakat tidak boleh ada penebangan liar dan merusak hutan, karena hutan Bukit Tunggal sebagai penopang kehidupan masyarakat.

Sumber Air bersih yang menghidupi tiga desa tersebut berasal dari Bukit Tunggal yang hutannya dijaga dan dilestarikan oleh masyarakat sekitar, selain itu dengan air yang mengalir dari bukit Tunggal itu, masyarakat di sekitar desa pun dapat menikmati fasilitas listrik, karena dilokasi sudah terbangun pembangkit listrik tenaga mikro hidro.

Saat ini, dikatakan Kepala Desa pihak perusahaan yang masuk pada sekira tahun 2017 sudah mulai membangun jalan yang menuju ke lokasi bukit Tunggal.

Ia bersama masyarakat khawatir, bila proyek perusahaan terus dilakukan, maka kelangsungan kehidupan dapat terancam.

‘’keinginan kami kesini untuk meminta pendampingan agar dapat membantu kami melindungi Bukit Tunggal itu, ’’ujar Kepala Desa.

Dari informasi Dinas Kehutanan Kabupaten Sanggau, kawasan Bukit Tunggal merupakan HPL (Hutan Produksi Lainnya), namun demikian ia bersama masyarakat Desa telah sepakat untuk melindungi kawasan Hutan tersebut, karena kelangsungan kehidupan masyarakat sangat bergantung dengan Bukit Tunggal.

“bila dilihat dari IUP (Izin Usaha Pertambangan) dan Amdal, kawasan sekitar Bukit Tunggal dan bukit tunggalnya masuk dalam bakal lokasi pertambangannya,’’ujarnya.

Kemudian, Bernadus Asmalito, ketua Forum Peduli Masyarakat menceritakan sejak tahun 2008, masyarakat tiga Desa sudah mencanangkan bahwa Bukit Tunggal dicanangkan untuk dilestarikan dan tidak boleh ada yang melakukan perusakan, karena di lokasi sudah ada berbagai fasilitas umum yang dinikmati masyarakat.

“air bersih yang dinikmati masyarakat Desa lalu pembangkit listrik tenaga mikro hidro sudah terbangun, sehingga masyarakat mencanangkan bukti itu harus dilestarikan, dan manfaat yang didapat masyarakat itu sudah sangat cukup untuk jangka panjang,’’jelasnya.

Ia berharap kepada pemerintah untuk dapat membantu masyarakat melindungi hutan Bukit Tunggal agar tetap terjaga dan tidak masuk dalam kawasan pertambangan.

Saat ini, ia mengungkapkan, kawasan hutan Bukit Tunggal merupakan kawasan hutan terakhir di daerah tersebut, karena sekeliling dari Bukit Tunggal merupakan perkebunan kelapa sawit.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved